Riset: Laki-laki dan yang Sudah Menikah Paling Banyak Pakai Paylater

Desy Setyowati
28 Juni 2024, 06:00
kredivo, Paylater
Unsplash
Ilustrasi Paylater
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Laki-laki dan konsumen yang sudah menikah menjadi yang paling banyak menggunakan paylater, menurut riset Kredivo dan Katadata Insight Center alias KIC. Dari sisi usia, yakni Gen Z dan milenial.

Proporsi jumlah transaksi menggunakan paylater tahun lalu berdasarkan jenis kelamin yakni 58,9% laki-laki. Persentase berdasarkan nilai transaksi yakni 58,1% laki-laki.

Dari sisi usia, pengguna umur 26 - 35 tahun atau milenial masih menjadi kelompok dengan jumlah transaksi terbanyak (44,6%). Disusul oleh kelompok usia 36 – 45 tahun 23,6% dan Gen Z atau 18 – 25 tahun 23,5%.

Kelompok yang sudah menikah mendominasi pengguna paylater, baik dari jumlah pengguna, serta jumlah dan nilai transaksi dibandingkan konsumen lajang. Akan tetapi, konsumen lajang cenderung bertransaksi dengan nominal besar, yakni rata-rata Rp 350 ribu – Rp 400 ribu.

Kredivo dan KIC mencatat, pamor paylater masih kalah dibandingkan dengan pembayaran digital lain seperti e-wallet, virtual account, dan QRIS. Akan tetapi, ada beberapa alasan pelanggan memilih untuk menggunakan paylater, di antaranya:

  1. Untuk membeli kebutuhan mendesak (58%)
  2. Belanja dengan cicilan jangka pendek atau kurang dari satu tahun (52%)
  3. mendapatkan lebih banyak promo menarik (45%)
  4. 85% milenial dan 88% dari gen Z tidak memiliki kartu kredit

“Sebanyak 68% responden menyebut paylater sebagai bentuk kredit pertama yang mereka dapatkan. Angka ini meningkat dari 60,9% pada 2022,” demikian dikutip.

Produk yang paling banyak dibeli menggunakan paylater yakni:

  1. Pulsa dan voucer
  2. Makanan
  3. Kesehatan dan kecantikan
  4. Fashion dan aksesori
  5. Peralatan rumah tangga
  6. Gadget dan aksesori
  7. Olahraga, mainan, dan hobi
  8. Peralatan kantor dan alat tulis
  9. Otomotif
  10. Anak dan bayi
  11. Elektronik
  12. Komputer dan aksesori
  13. Pesawat, hotel, dan perjalanan

Laporan itu berdasarkan penelitian atas lebih dari 20 juta transaksi dua juta lebih pengguna Kredivo di 34 provinsi. Transaksi yang dimaksud meliputi lima e-commerce dan tujuh merchant ritel terbesar.

Selain itu, berdasarkan survei online terhadap 7.000 responden selama 10 Maret – 7 April.

Berikut daftar metode pembayaran yang paling banyak digunakan di Indonesia tahun ini:

  1. Dompet digital atau e-wallet 74,1%
  2. Paylater 70,5%
  3. Tunai/Cash on Delivery (COD) 51,1%
  4. Transfer Bank/Virtual Account 47,6%
  5. Alfamart/Indomaret 18%
  6. Kartu Debit 17,2%
  7. Kartu Kredit 9,5%
  8. Lainnya 0,2%

Paylater juga menjadi salah satu metode pembayaran yang digunakan untuk transaksi ke merchant langsung atau offline. Rinciannya sebagai berikut:

  1. Tunai/COD 66,6%
  2. E-wallet 56,1%
  3. Kartu Debit 30,7%
  4. Transfer Bank/Virtual Account 22,1%
  5. Kartu Kredit 13,6%
  6. PayLater 4,1%
  7. Lainnya 1,6%

Meski di urutan keenam, transaksi offline berkontribusi 27,7% terhadap total transaksi paylater sepanjang tahun lalu.

Kelompok usia di atas 36 tahun lebih banyak bertransaksi menggunakan paylater secara offline, karena cenderung lebih nyaman berbelanja di toko. Penggunaan paylater secara offline paling banyak di kota tier 2 dan 3 yakni 39,9% dan 13,2%.

“Paylater menjadi alternatif bagi masyarakat di kota tersebut yang ingin berbelanja tanpa hambatan digital dan tingginya ongkos kirim,” demikian dikutip dari laporan Kredivo dan KIC.

Executive Director Katadata Insight Center Adek Media Roza menjelaskan, transaksi paylater secara offline mencapai puncak pada kuartal empat tahun lalu yaitu 44% dari total.

Transaksi menggunakan paylater secara offline paling tinggi pada saat musim liburan, sedangkan secara online ketika periode promosi seperti 12.12.

Reporter: Amelia Yesidora

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...