Jangan Asal Buang Nomor Ponsel Bekas, Bisa jadi Celah Bobol Rekening

Fahmi Ahmad Burhan
5 September 2020, 09:44
ponsel, nomor ponsel, layanan perbankan, pembobolan rekening
ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
Ilustrasi. Para pelaku pembobolan rekening bank dapat mengecek dengan acak nomor ponsel yang tidak terpakai apakah masih terhubung dengan layanan bank.

Salah satu hal yang berbahaya adalah ketika pelaku sudah mengambil alih data pribadi peserta kuis. Pelaku bisa mendapatkan akses data itu dari orang dalam, penyelenggara acara kuis.

Data tersebut kemudian bisa dimanfaatkan untuk berbagai upaya penipuan seperti juga yang dialami Kaesang Pangarep. "Pelaku akan memilih kuis yang berhadiah sangat besar, seperti iPhone, sepeda motor bahkan mobil. Lalu pelaku secara acak memilih calon korban untuk dimintai sejumlah uang dengan bermacam alasan," katanya.

Apabila upaya penipuan dialami masyarakat, dan kemudian ingin melaporkannya, Pratama menyarankan agar memastikan pelaku sudah memberikan nomor rekening terlebih dahulu. Calon korban yang menyadari dirinya ditipu bisa mengirim uang dengan nominal kecil seperti yang dilakukan Kaesang. Nomor rekening pelaku ini kemudian yang akan jadi dasar pelaporan.

Apabila sudah terlanjur mengirim uang dengan nominal besar bisa segera membuat laporan polisi dan meminta pihak bank untuk memblokir rekening yang digunakan pelaku. "Cara ini paling sering digunakan dan efektif membuat pelaku jera sekaligus tertangkap," ujarnya.

Sementara itu, Alfons mengatakan upaya penipuan yang dialami Kaesang merupakan bentuk rekayasa sosial  dari pelaku. "Kalau soal menang lelang dan hadiah, itu modus lama, murni manfaatkan rekayasa sosial," katanya.

 Kaesang sebelumnya mengungkapkan upaya penipuan yang menyasar pada dirinya dalam unggahan di akun Twitter-nya. Dalam tangkapan layar yang ia bagikan, terdapat percakapan direct message antara dirinya dengan penipu.

"Niatnya mau menipu karena saya menang auction," kata Kaesang di akun Twitter @kaesangp. Dalam percakapan DM yang Kaesang bagikan, penipu memberi tahu Kaesang bahwa dirinya menang lelang. 

Penipu meminta Kaesang untuk mengisi data diri dan memindahkan sejumlah uang ke rekening bank atas nama Ramadani. Namun, barang dan jenis lelang seperti apa yang dimenangkan Kaesang tidak dijelaskan sebelumnya. Alhasil, Kaesang yang tidak tahu menahu lelang tersebut balik menanyai penipu.

Kaesang kemudian mengirim uang Rp 10 ribu ke rekening penipu. Ia menambahkan pesan dalam pengiriman uang itu yang menunjukan bahwa Kaesang sudah tahu itu upaya penipuan. Penipu juga terkejut setelah mengetahui bahwa yang coba ia tipu adalah anak presiden. Ia pun meminta maaf kepada Kaesang melalui DM.

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menerima 3.130 laporan kasus kejahatan siber sepanjang Januari-Juli 2019. Laporan soal penipuan online paling mendominasi, yakni sebanyak 1.243 kasus.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...