Warga Jakarta Hati-hati Olahraga Pagi Hari, Pantau Kualitas Udaranya

Happy Fajrian
10 Mei 2021, 20:57
olahraga, aplikasi nafas, olahraga pagi
ANTARA FOTO/Paramayuda/foc.
Warga berolahraga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jalan A Yani, Bekasi, Minggu (26/7/2020).

Mengacu pada studi University of Cambridge, jika level PM2.5 mencapai ambang batas atau 100, maka berolahraga atau beraktivitas di luar rumah lebih dari 90 menit justru berpengaruh buruk bagi kesehatan. "Jangan sampai risiko kesehatan dari polusi udara ternyata melebihi manfaat berolahraga," katanya.

Sehingga, warga Jabodetabek bisa memanfaatkan aplikasi Nafas untuk memastikan kualitas udara sebelum berolahraga yang tersedia untuk Android maupun iOS.

Aplikasi ini juga akan memberikan notifikasi apabila kualitas udara memburuk. Lokasi dengan kualitas udara tidak sehat (AQI  151 - 200) akan ditandai dengan warna merah dengan imbauan untuk menyalakan air purifier atau pembersih udara di dalam rumah.

Lokasi dengan kualitas cukup buruk atau tidak sehat untuk orang yang sensitif akan ditandai warna oranye pekat (AQI 101 - 150) dengan imbauan untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan. Lokasi dengan kualitas udara sedang/moderat ditandai kuning (AQI 51 - 100).

Sedangkan wilayah dengan kualitas udara bagus akan ditandai dengan warna hijau (AQI 0 - 50). Ada juga indikator kualitas udara sangat tidak sehat (AQI 201 - 300) dengan warna ungu, dan kualitas udara berbahaya (AQI 301+) dengan warna coklat.

Jika level PM2.5 mencapai 165 µg/m3 (AQI 173) maka durasi olahraga dianjurkan di bawah 30 menit. Jika level PM2.5 mencapai 200 µg/m3, maka pengguna tidak boleh berolahraga berat.

Pengguna juga bisa menyesuaikan waktu dan lokasi olahraga berdasarkan kualitas udara. Jika kualitas udara sedang tidak baik, maka tidak ada salahnya jika berolahraga di dalam ruangan.

Menurut pedoman WHO, kualitas udara rata-rata 24 jam adalah 25 µg/m3 dan rata-rata tahunan 10 µg/m3. Jakarta sangat sering melebih angka ini. Bahkan pada 2019 Dinas Lingkungan Hidup Jakarta melaporkan rata-rata tahunan PM2.5 mencapai 43 – 51 µg/m3.

Dampak polusi udara di Jakarta terhadap kesehatan sangat besar. Data yang tersedia dari tahun 2010 terdapat 5,5 juta kasus penyakit terkait polusi udara yang mengakibatkan biaya pengobatan langsung sebesar Rp 60,8 triliun atau lebih dari US$ 4 miliar.

The Air Quality Life Index, sebuah studi yang dirancang oleh University of Chicago, memperkirakan bahwa penduduk di Jakarta dapat kehilangan usia harapan hidup 4,8 tahun karena tingkat polusi di kota.

Menurut data yang dikumpulkan dari 2017 hingga 2019 oleh Kedutaan Besar AS di stasiun pemantauan kualitas udara mereka di Jakarta Selatan, jumlah hari "sehat" menurun sebesar 78%, dan jumlah hari Tidak Sehat meningkat lebih dari 14x.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...