Gojek dan Grab Tanggapi Keluhan Pengemudi Ojol Sulit Dapat Orderan

Fahmi Ahmad Burhan
25 Februari 2020, 14:16
Gojek dan Grab Tanggapi Keluhan Pengemudi Ojol Sulit Dapat Orderan
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi, driver ojek online melepaskan helm penumpang di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (14/2/2020).

Beberapa pengemudi ojek online mengeluhkan pendapatan yang menurun, lantaran sulitnya mendapatkan orderan dan bonus. Menanggapi hal itu, Gojek dan Grab mengklaim perusahaan menerapkan sistem untuk meningkatkan penghasilan mitra.

Senior Manager Corporate Affairs Gojek Teuku Parvinanda mengatakan, sistemnya memastikan seluruh mitra pengemudi ojek online punya kesempatan untuk menyelesaikan order dari konsumen, dengan kemungkinan tercepat. Ada beberapa pertimbangan yakni intensitas dan aktivitas konsumen, riwayat penyelesaian order, serta jarak.

“Perlu kami luruskan, tidak ada akun prioritas atau sistem pemerataan order di Gojek,” kata Teuku kepada Katadata.co.id, kemarin malam (24/2). Hal ini menanggapi keluhan sejumlah mitra pengemudi ojek online yang pendapatannya turun karena sistem pemerataan order.

(Baca: Dulu Bisa Raup Rp 11 Juta/Bulan, Driver Ojol Kini Sulit Dapat Orderan)

Mitra pengemudi Gojek melalui akun Twitter @Ryan_nus mengaku, Gojek sebelumnya menerapkan skema akun prioritas. Mitra yang tidak memilih-milih pesanan akan diutamakan mendapat pesanan. Namun, skema itu diubah menjadi pemerataan order, sehingga pendapatannya menurun.

Teuku menegaskan bahwa perusahaan tidak menerapkan sistem akun prioritas ataupun pemerataan order. “Gojek tidak pernah membatasi mitra mendapatkan order di area dan waktu tertentu, maupun jumlah tertentu,” katanya.

Perusahaan akan terus mengobservasi terkait sistem alokasi order yang saat ini. Gojek juga mengimbau mitra untuk tidak memilih-milih, melewatkan atau membatalkan order yang masuk, karena akan memengaruhi penilaian sistem terhadap akun pengemudi.

(Baca: Gojek & Asosiasi Respons Keluhan Pengemudi Ojol Soal Sistem Order Baru)

Selain Gojek, mitra pengemudi ojek online Grab mengeluhkan sulitnya mendapat orderan dan bonus. Head of GrabBike Grab Indonesia Richard Aditya mengatakan, perusahaan menyediakan program Mitra Sejahtera. Ada beberapa inisiatif seperti terkait pendidikan, layanan kesehatan, jasa keuangan, penunjang kehidupan sosial, dan fasilitas kerja.

Grab bekerja sama dengan beberapa pihak menyediakan akses kredit kepemilikan rumah (KPR), ponsel, dan kendaraan roda dua. Bunganya diklaim rendah dan terjangkau. Lalu, ada asuransi kecelakaan dan potongan biaya periksa kesehatan.

(Baca: Pengemudi Ojol Keluhkan Sistem Baru, #GojekKenapa Jadi Topik Populer)

Perusahaan juga menyediakan GrabBike Lounge, sarana dan prasarana untuk mitra pengemudi beristirahat dan melakukan pemeliharaan kendaraan seperti mengganti oli dan ban.

Kemudian, tersedia GrabAcademy, GrabBenefits, dan Grab Defence terkait keamanan. “Hal-hal seperti ini telah dilakukan Grab untuk meningkatkan kualitas hidup mitra pengemudi agar dapat mengembangkan diri untuk memiliki keahlian baru dan kehidupan yang lebih baik lagi,” kata Richard.

Meski begitu, para pengemudi Gojek dan Grab mengeluhkan pendapatan yang turun. Ada mitra yang mengaku bisa mendapat Rp 11 juta per bulan pada 2016. Kini, pendapatan pengemudi ojek online bahkan ada yang hanya Rp 2,2 juta setiap bulan.

(Baca: Rata-rata Penghasilan Mitra Gojek Lebihi Upah Minimum, Ada yang Belum)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...