Startup Blockchain Keluhkan Sulitnya Meraih Investasi dari Pemodal
Para startup blockchain di Indonesia mengeluhkan sulitnya mendapat investasi dari perusahaan-perusahaan modal ventura atau venture capital. Director of Education Vexanium, Rhein Mahatma, mengatakan bahwa minimnya investasi tersebut menjadi salah satu penghalang penerapan blockchain di Indonesia.
Menurut salah satu pengelola startup blockchain lokal tersebut, saat ini jumlah permintaan penggunaan blockchain sangat minim dibandingkan dengan di Tiongkok. Perkembangan di Indonesia tertinggal lima tahun dari Negeri Panda tersebut.
Hal ini, sepengetahuannya, salah satunya karena belum ada venture capital yang berminat untuk investasi di startup blockchain. “Bagaimana para founder startup blockchain bisa berkembang kalau tidak ada venture capital yang mau investasi?” kata Rhein dalam acara Let's Talk Blockchain di Jakarta, Rabu (11/12).
Para founder startup blockchain juga terkendala untuk meyakinkan para pengelola dana soal keunggulan dari teknik pengembangan atau use case di tiap-tiap industri. Padahal sudah banyak tersedia use case. “Masalahnya, use case mana yang bisa memberikan benefit 10 kali ketika menggunakan blockchain,” ujarnya.
(Baca: Wakil Menlu Ungkap 3 Peluang Adopsi Teknologi Blockchain di Indonesia)