Curhat Pengemudi Ojol Soal Maraknya Order Fiktif dan Aksi Prank

Fahmi Ahmad Burhan
29 November 2019, 20:45
prank Youtube, ojek online, pengemudi ojol kena prank, order fiktif, Gojek, Grab, video prank
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Tindakan iseng atau jahil (prank) yang dilakukan pembuat konten Youtube akhir-akhir ini merugikan pengemudi ojek online.

"Untung yang di-prank dia sabar. Kalau yang di-prank kesal terus mengontak teman-temannya buat main hakim sendiri, bisa berbuntut panjang," ujar Sumari, seorang pengemudi ojol mitra Gojek, pada Jumat (29/11).

Pengemudi ojol berusia 41 tahun itu menjalani profesinya sejak 2015. Dia pernah satu kali mendapatkan pengalaman tidak enak saat mengantarkan belanjaan yang dipesan konsumen. Nilai belanjaan lebih dari Rp 200 ribu. Setelah sampai di tujuan, konsumen malah membatalkan pesanannya.

Karena menurutnya nilai belanjaan itu cukup besar, Sumari mendatangi kantor Gojek untuk menanyakan kemungkinan proses pengembalian dana. Untungnya, ada proses penggantian (reimburse) dari Gojek, sehingga uang yang digunakan untuk memesan belanjaan itu kembali.

Pengemudi ojol lainnya dari Grab, Ikhsan Nur Arifin, mengatakan para pembuat konten yang menjadikan pengemudi ojol sebagai objek keisengan tidak mempertimbangkan unsur kemanusiaan. "Kenapa harus dengan cara seperti itu. Kalau bisa jangan," tutur pengemudi ojol berusia 24 tahun itu.

(Baca: Grab dan Gojek Tanggapi Prank Order Fiktif Ojek Online oleh YouTuber)

Ilustrasi Youtube
Ilustrasi Youtube (Arief Kamaludin | Katadata)

Pengemudi Sulit Mengurus Penggantian Order Fiktif

Sejak awal, Grab memberikan informasi kepada Ikhsan terkait saluran keluhan dan penggantian yang bisa diperoleh apabila mendapatkan order fiktif. Tapi menurut Ikhsan, karena pengemudi menganggap saluran itu rumit. Pengemudi memilih mengabaikan saja kejahilan dari para pelanggan.

Begitu juga dengan Nurkelana, seorang pengemudi ojol dari Gojek yang sudah lima tahun mencoba peruntungannya di Jakarta. Dia mengatakan, perilaku jahil dengan prank maupun order fiktif sangat menyusahkan ojol. Dia mengaku sering mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari konsumen, seperti order fiktif. Namun, dia memilih tak menghiraukannya karena saluran keluhan dari Gojek dianggap rumit dan susah ditindaklanjuti.

Dengan kondisi baik pengemudi dan konsumen yang belum saling mengenal, aksi jahil seperti yang belakangan terjadi bisa membahayakan bagi keduanya. "Kalau yang sudah kenal kita mau minta maaf enak, tapi kalau yang tidak dikenal, dia bisa seenaknya," katanya.

Pengemudi ojol lainnya dari Gojek, Nurul Abdul Aziz mengatakan, aksi jahil yang melibatkan pengemudi ojol bisa jadi menghibur para penonton Youtube. Namun, harus ada kesepakatan antara keduabelah pihak sehingga konten yang dimaksudkan sebagai hiburan itu tidak merugikan pengemudi ojol.

(Baca: Gojek Tanggapi Order Fiktif Ojek Online hingga Jutaan)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...