Uang Digital Facebook Ditolak karena Alasan Regulasi hingga Keamanan

Image title
Oleh Abdul Azis Said
19 Juli 2019, 06:16
mata uang digital Facebook, mengapa Libra dilarang, alasan Libra dilarang berbagai pihak
ANTARA FOTO/REUTERS/Dado Ruvic
Ilustrasi Libra, mata uang digital Facebook. Berbagai kalangan meminta Facebook memastikan keamanan data pengguna terlindungi jika perusahaan ini meluncurkan Libra.

“Kami tegaskan, alat pembayaran sah di Indonesia itu rupiah. Itu yang diamanatkan oleh undang-undang. Jadi seluruh alat pembayaran apapun harus tunduk kepada peraturan BI,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo menanggapi wacana diluncurkannya Libra.

(Baca: Sejumlah Tantangan Bayangi Perkembangan Mata Uang Kripto di Indonesia)

Sistem Keamanan Data Digital dan Risiko Kejahatan Siber

Selain terbentur dengan regulasi, penolakan kian vokal seiring kekhawatiran terhadap kemungkinan mata uang digital ini akan membuka keran kejahatan siber. Tawarannya yang akan membangun iklim keuangan yang inklusif dan dapat diakses siapapun dengan mudah dikhawatirkan dapat dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk melakukan penipuan, pemerasan, dan tindakan pencucian uang.

Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell meminta Parlemen AS untuk memastikan Libra memiliki sistem keamanan yang baik. Menurutnya, mega proyek Facebook itu hanya akan maju jika jaminan terhadap sistem keamanan data pengguna, keamanan dari kejahatan pencucian uang, perlindungan konsumen, dan stabilitas keuangan menjadi poin prioritas yang diusung oleh Libra.

Kekhawatiran ini rupanya beralasan seiring maraknya peretasan yang merugikan perusahaan bursa mata uang kripto, seperti di Jepang. Meski terbilang lebih maju dari segi pengembangan teknologi dan sudah ada izin yang memperbolehkan mata uang digital dalam transaksi keuangan, Jepang masih kewalahan mengatasi masalah ini.

Baru-baru ini kasus pembobolan kembali terjadi pada bursa penukaran mata uang kripto berlisensi Jepang, BITPoint pada Kamis  (11/7). Peretas mencuri aset kripto perusahan senilai US$ 32 juta atau hampir Rp 450 miliar. Setelah pembobolan itu, BITPoint menutup sementara transaksi yang melalui sistemnya. Kasus pembobolan kripto yang lebih parah juga pernah terjadi pada 2014, saat itu salah satu perusahaan penukaran mata uang digital besar di Jepang, Mt Gox terpaksa bangkrut setelah merugi akibat ulah peretas.

Selain mempertanyakan jaminan keamanan, Parlemen AS juga menyoroti catatan buruk Facebook dalam pengelolaan data penggunanya. Apalagi Facebook baru saja tersandung skandal Cambridge Analytica yang menyebabkan kebocoran 87 juta data penggunanya. Keraguan itu kembali menyelimuti Parlemen yang mengkhawatirkan pengguna Libra akan bernasib sama.

(Baca: Delapan Keunggulan Libra, Mata Uang Digital Facebook )

Regulator AS juga mencurigai melemahnya pendapatan Facebook beberapa tahun belakangan membuat perusahaan yang bermarkas di Silicon Valley ini membuat mata uang Libra. Kekhawatiran itu didasarkan pada tuduhan dugaan penyalahgunaan miliaran data pengguna Facebook di dunia untuk kepentingan pengembangan proyek baru mereka. Apalagi jika mengintip kinerja kuartal pertama 2019, Facebook melaporkan memiliki 2,38 miliar pengguna aktif di dunia.

Jika tak ada halangan, Libra akan resmi diuncurkan pada semester pertama 2020. Kehadirannya diprediksi dapat menandingi jenis mata uang lainnya yang dapat digunakan untuk berbelanja daring hingga berinvestasi bahkan hanya dengan melalui media sosial. Libra digadang-gadang akan terintegrasi langsung dengan media sosial Facebook dan Whatsapp melalui dompet digital yang bernama Calibra.

Kehadiran Libra juga akan meramaikan peta peredaran mata uang digital dunia menyusul jenis lainnya yang telah lebih dulu beredar. Seperti Bitcoin, Ethereum, dan ratusan jenis lainnya. Mata uang kripto juga memiliki pangsa pasar yang luas. Berdasarkan data per 20 Juni 2019, Bitcoin menjadi jenis mata uang digital yang paling laku di dunia dengan memiliki kapitalisasi terbesar US$ 165,19 miliar. Ethereum berada di peringkat kedua dengan kapitalisasi pasar US$ 28,7 miliar. Selain itu, ada 8 jenis mata uang kripto lainnya yang juga telah mencapai kapitalisasi pasar di atas US$ 2 miliar.

Penulis : Abdul Azis Said (Magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...