Tahun Politik, Investor Digital Asing Diprediksi Bakal Wait and See
Seperti saham ataupun instrumen investasi lainnya, menurut Managing Partner East Ventures Willson Cuaca memprediksi, investor luar negeri juga akan menahan diri untuk berinvestasi di startup digital pada tahun politik. Sebab, investor biasanya akan mengkaji dinamika masyarakat selama masa Pemilihan Umum (Pemilu).
"Mereka akan kaji dulu berita-berita (terkait) Indonesia," kata Willson di Jakarta, Rabu (9/1).
Sementara, investor lokal yang memiliki pemahaman atas situasi dan akses informasi yang lebih baik bisa bergerak lebih cepat. Willson menyatakan bahwa EV Growth siap memberikan investasi kepada startup digital. "Kami akan investasi (di startup) bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI)," kata dia.
Salah satunya, perusahaan yang memanfaatkan AI untuk memantau perkembangan setiap pohon sawit. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat ekspor CPO mencapai 3,22 juta ton per November 2018.
(Baca: IDN Media Dapat Pendanaan Seri C dari EV Growth dan LINE)
Selain itu, ia akan melihat startup yang potensial untuk didanai berkaca dari perkembangan di Tiongkok. Sebab, ia memandang perkembangan startup di Indonesia mirip dengan Tiongkok beberapa tahun lalu.
Secara keseluruhan menurut dia pertumbuhan investasi startup di Indonesia termasuk yang terbesar di Asia. Salah satu pendorongnya adalah besarnya pangsa pasar di Indonesia. Hanya, memang talenta masih jadi hambatan.
Sebelumnya, ia juga sempat menyampaikan bahwa financial technology (fintech) pembayaran masih akan tumbuh di 2019. Penggunaan (use case) seperti pembayaran e-commerce, retail, hingga membeli voucher gim bakal meningkat.
Di samping itu, ia juga melihat bahwa startup di bidang pendidikan dan kesehatan sangat potensial. Ia mencontohkan, Ruangguru merupakan startup pendidikan yang East Ventures biayai. "Pasarnya (Ruangguru) cukup besar," kata dia.