Lexar.id Tawarkan Solusi Legal bagi Startup dan UMKM

Desy Setyowati
3 November 2018, 07:00
Lexar.id
Lexar.id
Lexar.id, startup yang menyediakan bantuan legal bagi startup lain.

Grafik:

Perusahaan ini baru beroperasi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). "Di luar (wilayah) itu ada, tapi yang sifatnya bisa dikerjakan by email," katanya. Sementara jumlah pekerja internalnya sebanyak 10 orang.

Hingga saat ini, Lexar.id sudah melayani 500 lebih startup dan UMKM. Mayoritas klien yang dilayani adalah startup seperti Warung Pintar, hingga EV  Hive.

"Mereka juga perlu layanan administrasi legal yang memberikan kepastian harga dan waktu. Kalau menggunakan jasa firma hukum, kepastian itu tidak ada," ujar dia.

Selama menjalani bisnis, ia melihat tantangan terbesar di industri ini adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab, hukum merupakan sektor yang disrupsi teknologinya tergolong lamban. Misalnya, teknologi yang digunakan hanya berupa perangkat lunak (software) seperti Microsoft, Google, dan lain sebagainya. Untuk itu, SDM mesti terbuka dengan perkembangan teknologi supaya memahami aspek legalnya.

(Baca juga: Kalm, Startup untuk Sesi Curhat Lewat Aplikasi)

Di Indonesia, ada beberapa startup yang bergerak di bidang yang sama dengan Lexar.id yakni LegalGo, Pop Legal, Lawble, PrivyID, dan Eclis.id. PrivyID misalnya, menggunakan teknologi asymmetric cyrptography untuk menyediakan layanan tanda tangan digital. Yang mana, tanda tangan merupakan komponen penting dalam mengurus perizinan.

Startup jenis ini bahkan memiliki asosiasi bernama Asosiasi Regtech dan Legaltech Indonesia (IRLA) pada 2017. Ivan, menjadi salah satu pengurus di asosiasi tersebut.

Sebagai gambaran pasar bagi Legaltech, laporan Startup Ranking pada Februari lalu menyebutkan, Indonesia memiliki 1.705 unit perusahaan rintisan. Alhasil, Indonesia menempati urutan keempat di dunia dengan jumlah startup terbanyak. Urutan pertama ditempati oleh Amerika Serikat (AS) sebanyak 28.794. Diikuti oleh India 4.713 dan Inggris 2.971.

Sementara di kawasan Asia Tenggara,  Singapura hanya memiliki 508 startup. Lalu, Filipina 193; Malaysia 144; Thailand 81; dan Vietnam 73 startup. Kawasan ini memiliki delapan startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar atau berstatus unicorn, empat di antaranya dari Indonesia.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...