Kominfo Minta Facebook dan Media Sosial Ikut Ungkap Saracen

Dimas Jarot Bayu
28 Agustus 2017, 16:30
Rudiantara
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Menkominfo Rudiantara

"Kami kan tidak bisa berlama – lama karena ini kejadiannya sudah berjalan dan antisipasi ke depannya kejadian ini tidak terulang lagi," kata Rudiantara.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo kembali memerintahkan agar kepolisian mengusut sindikat penyebar ujaran kebencian Saracen hingga tuntas. Polisi diperintahkan mengusut bukan hanya pihak yang terlibat dalam jaringan sindikat namun membongkar juga pihak yang memesan jasa ujaran kebencian kepada Saracen.

"Bukan hanya yang ada di organisasi itu tapi siapa yang pesan, yang penting di situ," kata Jokowi kepada wartawan, usai mengunjungi pameran foto infrastruktur dan megainfografik sejarah ekonomi selama 72 tahun yang diselenggarakan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) di lapangan Monas, Jakarta, Minggu (27/8).

Polisi membongkar sindikat Saracen yang diduga menyebarkan ujaran kebencian sejak November 2015. Polisi telah menangkap tiga petinggi yakni Jasriadi (32), Sri Rahayu Ningsih (32) dan Muhamad Faisal Tonong dalam waktu yang berbeda.

(Baca: Eggi Sudjana Bingung Disebut sebagai Dewan Penasihat Sindikat Saracen)

Berdasarkan penyelidikan digital forensik kepolisian, grup Saracen mengunggah berbagai konten SARA tersebut melalui grup Facebook Saracen News, Saracen Cyber Team, dan saracennews.com. Melalui sarana tersebut, warganet kemudian menyebarkan meme kebencian dan hoax yang diunggah tersebut melalui akun pribadinya.

Tim penyidik kepolisian masih terus mendalami jaringan dari sindikat Saracen yang menyebarkan kebencian lewat media sosial. Polisi masih memantau pergerakan dan melakukan proses penyelidikan digital forensik atas beberapa akun, fanpage, grup Facebook Saracen dan situs berita kelompok ini.

Polisi juga mendalami dugaan beberapa tokoh yang terlibat di balik gerakan sindikat Saracen, termasuk kemungkinan keterlibatan Eggi Sudjana dan Mayor Jenderal (Purn) Ampi Tanudjiwa yang dikabarkan sebagai dewan penasihat Saracen. Eggi membantah keterlibatannya dan mengklaim tidak tahu mengenai terlibat dalam sindikat Saracen. 

Kasubag Ops Satgas Patroli Siber Ditsiber Bareskrim Polri Ajun Komisaris Besar Susatyo Purnomo menuturkan, kelompok Saracen beroperasi demi motif ekonomi. Susatyo mengatakan, konten-konten yang diunggah dan disebar Saracen dibuat berdasarkan pesanan. Dugaan itu muncul setelah polisi menemukan adanya proposal pembuatan konten SARA dengan harga Rp 75 juta - Rp 100 juta.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...