Alasan Mandiri Suntik Modal ke Startup "Pesaing EDC" Cashlez

Miftah Ardhian
14 Juli 2017, 10:00
Fintech
Arief Kamaludin | Katadata

Eddi pun tak muluk-muluk membayangkan keuntungan segera dari investasi MCI di Cashlez. "Sebuah investasi seperti ini kan butuh 5-7 tahun lah baru mulai berpikir soal keuntungannya," ujarnya.

Menurut Eddi, sebelum memasarkan secara luas alat tersebut, pihaknya bersama Cashlez akan melakukan uji coba terlebih dulu. Adapun soal perizinan pengembangan layanan sistem pembayaran tersebut tengah diurus Cashlez ke Bank Indonesia (BI). (Baca juga: 80 Persen Modal Ventura Diramal Masuk Layanan Teknologi Keuangan)

Sebelumnya, Ceo dan Co-Founder Cashlez Teddy Setiawan menjelaskan, konsep yang ditawarkan perusahaannya adalah penerimaan pembayaran menggunakan kartu, baik debit, kredit, maupun uang elektronik atau e-money dengan berbasis aplikasi pada ponsel pintar (Android atau iOS) yang terhubung ke pembaca kartu (card reader/dongle) melalui teknologi bluetooth.

Menurut dia, sistem tersebut dapat memonitor semua transaksi penjualan bisnis merchant secara real time. Teknologi tersebut juga diklaim lebih baik dibandingkan dengan mesin EDC tradisional. Alasannya, card reader yang dimiliki Cashlez dapat menerima transaksi dari kartu debit, kredit, dan e-money dari bank manapun yang telah terkoneksi dengan Visa dan Mastercard.

Pencairan dana untuk merchant pun bisa dilakukan dengan cepat, yakni apabila terjadi transaksi hari ini, maka, keesokan harinya sudah bisa dicairkan. Selain itu, biaya (pricing) transaksi diklaim lebih rendah. "Cashlez ini ada untuk bisa menggunakan kartu kredit dan debit ke tempat yang lebih banyak. Cita-cita kami bahkan ke tukang sate pun bisa melakukan pembayaran menggunakan kartu," ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...