Capek Blokir Situs, Menkominfo Ajak Masyarakat Perangi Berita Hoax

Miftah Ardhian
12 Januari 2017, 15:45
ilustrasi Hoax
Arief Kamaludin|Katadata

Ke depan, pihaknya akan meminta perusahaan-perusahaan digital tersebut menghapus semua konten seperti berita, pesan, hingga iklan (AdSensehoax yang masuk di situs atau aplikasinya. Dengan begitu, peredaran isu hoax bisa diredam. "Yang pasti kecepatan (media) untuk take down (mencabut atau menghapus) konten yang memang masuk kategori konten negatif di Indonesia," ujar Rudiantara, Senin (9/12) lalu.

Peredaran berita hoax sempat dikeluhkan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri. Pasalnya, kementeriannya sempat jadi sorotan setelah beredar informasi tentang banjir tenaga kerja asing asal Cina di Indonesia. Menurutnya, informasi itu jauh dari kenyataan dan mengganggu persatuan bangsa. "Ada political framing mengenai isu tenaga kerja Cina ini," kata Hanif.

Belakangan, Bank Indonesia (BI) juga diserang berita hoax secara bertubi-tubi. Saat meluncurkan uang rupiah desain baru Desember tahun lalu, beredar kabar bahwa uang tersebut bukan dicetak oleh Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) melainkan oleh sebuah perusahaan swasta di Kudus, Jawa Tengah, yaitu PT Pura Barutama. Tak terima, BI pun melaporkan oknum penyebar berita tersebut kepada kepolisian.

(Baca juga: Bantah Palu Arit di Rupiah, BI: Itu Logo Pengaman BI Sejak 2000

Selain itu, BI juga diterpa informasi hoax tentang simbol palu dan arit pada uang rupiah. BI sudah menepis informasi tersebut. Lewat keterangan resminya, Gubernur BI, Agus Martowardojo mengungkapkan, penampakan yang dipersepsikan oleh sebagian pihak sebagai simbol palu dan arit tersebut sebenarnya merupakan gambar saling isi atau rectoverso dari logo BI. Rectoverso ini berfungsi sebagai pengaman uang rupiah dari aksi pemalsuan. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...