Saingi TikTok, Facebook Rilis Aplikasi Pembuat Video 'Collab'

Cindy Mutia Annur
28 Mei 2020, 19:24
Facebook, Collab, tiktok, aplikasi video
Katadata
Ilustrasi. Facebook telah mengerjakan aplikasi pembuat video, Collab selama beberapa bulan terakhir.

Perlu diketahui, ada sejumlah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk berkolaborasi dengan orang lain dalam musik, termasuk mencampur suara, membuat rekaman, dan mengatur komposisi. Namun, hal ini cenderung menjadi program perangkat lunak digital audio workstation  atau setidaknya yang ditujukan untuk musisi semi-profesional hingga profesional.

(Baca: Tiktok Ajak Berkreasi Kampanye #MudikOnline Jelang Lebaran)

Beberapa contohnya, yakni Soundtrap Spotify, BandLab, Endless, Bandpass dan Kompoz. Adapula Vampr yang membantu musisi menemukan kolaborator baru.

Sementara Collab lebih terbuka untuk pengguna umum, termasuk mereka yang bermain musik untuk bersenang-senang atau hanya penggemar musik pada umumnya.

Facebook mencatat masih ada pekerjaan yang perlu dilakukan untuk 'memoles' pengalaman aplikasi. Namun tim perusahaan akan mengulangi pada produk dan menanggapi umpan balik pengguna ke depan.

Selain itu, menurut perusahaan, akan ada lebih banyak orang yang dapat bergabung dengan Collab saat undangan digelar secara berkelompok.

(Baca: Tiga Cara TikTok Mitigasi Prank hingga Konten Kontroversi Corona)

Sebagai informasi, pengguna TikTok mengeluarkan dana US$ 78 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun sepanjang April atau saat pandemi corona. Dengan begitu, TikTok melampaui YouTube sebagai aplikasi non-game terlaris di dunia.

Berdasarkan data firma analisis aplikasi Sensor Tower, sekitar 86,6% dari pengeluaran berasal  daru pengguna TikTok di Tiongkok daratan. Lalu, 8,2% dari Amerika Serikat.

TikTok juga menempati posisi pertama dengan unduhan terbanyak di App Store pada April. Sedangkan di Google Play Store, aplikasi besutan ByteDance ini masuk 10 besar.

Salah satu contoh pengeluaran pengguna di aplikasi TikTok, yakni penggunaan ‘Douyin Coins’ untuk berbelanja. “TikTok menjadi aplikasi non-game berpenghasilan tertinggi di dunia,” demikian dikutip dari Kr-Asia, Rabu (27/5).

Sensor Tower mencatat, pengeluaran pengguna di platform YouTube hanya US$ 76 juta atau di bawah TikTok. Sebanyak 56,4% di antaranya berasal dari pengguna di AS dan 11% di Jepang.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...