Potensi Besar Bank Digital yang Makin Dilirik Banyak Pemain

Desy Setyowati
8 Juli 2020, 07:10
Ilustrasi pembayaran digital.
123RF.com/MANOONRUT RUNGSUKSRI
Ilustrasi pembayaran digital.

Head of Financial Services Grab Ankur Mehrotra sempat mengatakan, peluang pasar bisnis keuangan 20 kali lebih besar dibanding layanan berbagi tumpangan (ride-hailing). Sebab, ada sekitar 438 juta orang yang tidak memiliki rekening bank di Asia Tenggara pada 2018.

Namun, Indonesia belum memiliki aturan terkait bank digital. Perbankan yang merambah layanan digital baru mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12 Tahun 2018.

Dalam regulasi tersebut, definisi perbankan digital yakni layanan yang dikembangkan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data nasabah dalam rangka melayani konsumen secara lebih cepat, mudah dan sesuai dengan kebutuhan.

OJK pun tengah mengkaji aturan terkait bank digital, yang definisinya sama dengan Singapura maupun Hong Kong. “Indonesia akan menuju ke sana,” ujar Deputi Komisioner Institute dan Keuangan Digital OJK Sukarela Batunanggar, pada Oktober tahun lalu.

(Baca: BCA, Artos dan Fenomena Bank Digital di Indonesia)

Meski begitu, beberapa bank tetap merambah layanan digital dengan mengacu pada POJK Nomor 12 Tahun 2018. BCA misalnya, berencana mengubah nama Bank Royal Indonesia menjadi Bank Digital BCA.

Bank milik Grup Djarum itu telah mengakuisisi Bank Royal pada November 2019. Pergantian nama Bank Royal menjadi Bank Digital BCA rencananya dilakukan pada semester II tahun ini. 

Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan, Bank Royal Indonesia akan memiliki modal inti Rp 1,3 triliun. Namun, besaran modal ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan OJK Rp 3 triliun sebagaimana diatur dalam POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Pemenuhan modal inti harus dicapai paling lambat 31 Desember 2022.

"Kami Bank BUKU IV dan tidak harus memenuhi persyaratan  modal inti Rp 3 Triliun. Untuk sementara kami lihat suntikan modalnya ke Bank Royal cukup,” ujar Hera saat konferensi pers virtual, pada Mei lalu (28/5).

(Baca: Investasi di Sektor Fintech Tumbuh 93% Tahun Lalu)

Lalu, Bank Artos yang resmi diambil alih bankir senior Jerry Ng dan pengusaha Sugito Walujo pada akhir 2019, serta akan berfokus pada layanan digital. Jerry Ng masuk melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI), sedangkan Sugito Walujo lewat Wealth Track Technology Limited (WTT).

Bank Artos bahkan sempat diisukan akan terintegrasi dengan Gojek. Kini, Bank Artos berganti nama menjadi Bank Jago.

Selain itu, perusahaan teknologi asing seperti WeChat Pay dan Alipay ingin merambah pasar keuangan Indonesia. Wechat Pay resmi beroperasi di Indonesia menggunakan jaringan PT Bank CIMB Niaga Tbk mulai bulan ini. Sedangkan pesaingnya, Alipay saat ini masih menunggu restu dari BI.

(Baca: Facebook, PayPal, Google hingga Tencent Suntik Investasi ke Gojek)

Lalu, Facebook menyuntikkan dana kepada Gojek. Bergabungnya raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) itu di Gojek disebut-sebut sebagai jalan masuknya WhatsApp Pay ke Indonesia.

Namun, WhatsApp dan Facebook enggan berkomentar terkait kabar itu. “Kami belum ada pembaruan informasi terkait pembayaran (di Indonesia),” kata Direktur Komunikasi APAC WhatsApp Sravanthi Dev pada awal Juni lalu (4/6).

Meski begitu, ia menegaskan bahwa perusahaan tertarik untuk menyediakan layanan pembayaran ke Indonesia. “Kami sedang dalam percakapan dengan mitra. Tetapi tidak ada yang bisa kami bagikan saat ini,” ujar dia.

Fintech pembiayaan seperti Akulaku juga ingin merambah layanan bank digital. "Kami dapat mencapai terobosan dalam hal perbankan berbasis mobile dan penerbitan kartu, karena layanan ini dapat dengan mudah diotomatisasi," kata CEO Akulaku William Li dikutip dari Kr-Asia.

(Baca: Fintech RI Mirip Tiongkok, Investor Sebut OVO & DANA Berpotensi Merger)

(REVISI: Artikel ini mengalami perubahan pada Rabu 8 Juli Pukul 15.00 WIB pada paragraf 4)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur, Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...