Mimpi Mengejar Profit, Tiga Startup Milik SoftBank PHK Ribuan Karyawan
Tiga perusahaan startup yang didanai perusahaan investasi asal Jepang, SoftBank, yakni OYO, CloudMind dan WeWork memberhentikan (pemutusan hubungan kerja/PHK) ribuan karyawan seiring dengan bisnisnya yang terus merugi.
Pada akhir Januari ini, seperti dilansir Tech In Asia, OYO mem-PHK 360 karyawannya di Amerika Serikat (AS). Padahal, di bulan yang sama OYO juga sudah mem-PHK ribuan karyawannya di India dan Tiongkok.
Alasan OYO memberhentikan ratusan karyawannya di AS karena perusahaan ingin mengambil pendekatan yang lebih seimbang terhadap pertumbuhan bisnisnya. OYO memangkas karyawan yang bekerja di berbagai posisi seperti business development manager, talent acquisition lead, dan area general manager.
"Keputusan ini sangat sulit dibuat, tapi saya yakin ini adalah keputusan yang tepat untuk bisnis saat ini," kata Chief Operating Officer (COO) OYO Abhinav Sinha seperti dikutip Tech In Asia, Senin (3/2). Dia mengatakan ini merupakan strategi perusahaan mencapai pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan mengejar profitabilitas.
(Baca: Efek ‘Bakar Uang’ WeWork, Investor Fokus buat Profit Startup Tahun Ini)
Di India, OYO sudah memberhentikan 2.000 dari total 10.000 karyawannya. Sepekan sebelumnya, startup yang bergerak di bisnis perhotelan ini juga telah memecat 5% dari 12.000 ribu karyawannya di Tiongkok atau sebanyak 600 orang.
Selain OYO, startup kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) CloudMind yang didukung SoftBank juga memangkas jumlah karyawannya. Sebagian besar karyawan yang diberhentikan berasal dari Tiongkok yang merupakan sumber pendapatan utama perusahaan.
Seperti dilansir Reuters, CloudMind memberhentikan sekitar 175 sampai 225 dari total 700 karyawannya di Tiongkok. Tidak hanya itu, perusahaan juga harus menutup kantornya di Silicon Valley, AS. Langkah ini merupakan upaya efisiensi yang dilakukan CloudMind setelah beberapa kali gagal mencatatkan sahamnya di bursa.
Pasalnya, hingga Juni 2019, CloudMinds telah mencatatkan kerugian bersih hampir US$ 100 juta atau Rp 1,3 triliun. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan kerugian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 65 juta atau Rp 891 miliar.
(Baca: Target Untung, Startup Asal India OYO PHK Ribuan Karyawan)
Investor kurang meminati produk yang dibuat CloudMind, di antaranya robot humanoid XR-1 dan Cloud Pepper, lantaran fungsionalitasnya yang terbatas serta harganya yang tinggi. Investor juga khawatir berinvestasi di perusahaan yang didukung SoftBank karena masih terpengaruh jatuhnya WeWork.
Startup penyedia layanan ruang kerja bersama (coworking space) WeWork memang menjadi batu sandungan bagi SoftBank. Softbank mencatatkan kerugian untuk pertama kalinya dalam 14 tahun terakhir pada akhir di September 2019 lalu sebesar US$ 6,5 miliar (setara Rp 91 triliun) setelah berinvestasi di startup transportasi dan WeWork.
WeWork pun batal melantai di bursa saham. Sebab, valuasi WeWork disebut-sebut turun dari US$ 47 miliar menjadi US$ 10 miliar. Softbank pun mengambil alih dengan mem-bailout WeWork dan mengumumkan rencana lima tahun untuk membuat dirinya stabil secara finansial, termasuk meraih profit pada 2021. Salah satu bagian rencana itu adalah PHK masal.
WeWork kemudian mem-PHK 2.400 karyawan untuk efisiensi. "Perusahaan mem-PHK yang diperlukan untuk menciptakan organisasi yang lebih efisien," ujar perwakilan WeWork seperti dilansir New York Times.
(Baca: Bos East Ventures Sarankan Startup Jangan Dulu Cari Untung)