Startup BlueDot Klaim Telah Prediksi Wabah Virus Corona Akhir 2019
"Ada sedikit deja vu sekarang (tentang virus corona)," ujar Khan. Pada 2003, Khan menjelaskan, dia menyaksikan virus SARS membanjiri kota dan melumpuhkan rumah sakit. Akibatnya, menurut dia, ada banyak kelelahan mental dan fisik karena virus itu sehingga ia tidak ingin hal itu terulang kembali.
(Baca: Teknologi Ini Pangkas Invensi Vaksin Corona dari 10 Tahun jadi 6 Bulan)
Setelah menguji beberapa program prediktif, Khan meluncurkan BlueDot pada 2014 dengan pendanaan sebesar US$ 9,4 juta dari modal ventura. Perusahaan ini sekarang memiliki 40 karyawan, termasuk dokter dan programmer.
“Apa yang telah kami lakukan adalah menggunakan pemrosesan bahasa alami dan machine learning untuk melatih mesin ini untuk mengenali apakah ini wabah antraks di Mongolia, bukannya reuni band heavy metal Anthrax,” ujar Khan.
Setelah penyaringan data otomatis selesai, Khan melanjutkan, analisis manusia mengambil alih. Ahli epidemiologi memeriksa bahwa kesimpulan itu masuk akal dari sudut pandang ilmiah, dan kemudian laporan dikirim ke pemerintah, bisnis, dan kesehatan masyarakat.
Laporan BlueDot kemudian dikirim ke pejabat kesehatan masyarakat di selusin negara, termasuk AS dan Kanada, maskapai penerbangan, dan rumah sakit 'garis depan' tempat pasien yang terinfeksi mungkin berakhir. Perlu diketahui, Khan mengatakan bahwa perusahaan tidak menjual data mereka kepada masyarakat umum, tetapi mereka bakal melakukannya.
Sebagai informasi, infeksi virus corona telah merenggut 80 korban jiwa di Tiongkok hingga pagi hari ini (27/1). Sedangkan sebanyak 2.761 orang lainnya terinfeksi.
(Baca: Virus Corona Infeksi 27 Ribu Orang, Berikut Dampak ke Ekonomi Tiongkok)