Sebelum Gojek, Malaysia Izinkan Startup Ojek Online Lokal Beroperasi
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman berharap, Dego Ride membuka lowongan pekerjaan bagi 5 ribu pemuda di negaranya. "Meskipun ini (pengemudi Dego Ride) bukan pekerjaan jangka panjang, tapi setidaknya itu bisa menjadi batu loncatan," katanya dikutip dari Bernama.
Beroperasinya Dego Ride merupakan bagian dari tahap uji konsep (proof of concept/POC) layanan ojek online yang dimulai Januari 2020. Uji konsep dilakukan selama enam bulan. Dengan uji layanan tersebut, perusahaan layanan on demand seperti Gojek bisa melakukan uji coba di Malaysia.
Uji konsep sejalan upaya Pemerintah Malaysia tengah menyusun aturan terkait ojek online seperti Dego Ride, Gojek, maupun Grab. Uji konsep itu akan memberikan gambaran terkait hal-hal apa saja yang perlu diatur dalam regulasi nantinya. Selama uji konsep, Gojek hingga Dego Ride bisa menyediakan layanan ojek online sesuai ketentuan.
(Baca: Menteri Malaysia Ungkap Alasan Negaranya Butuh Gojek)
Gojek sebelumnya berupaya mengajukan perizinan untuk bisa beroperasi di Malaysia. Saat ini, perusahaan penyedia layanan on demand ini sudah hadir di Indonesia, Singapura, Thailand dan Vietnam. Perusahaan Tanah Air ini juga sudah masuk Filipina lewat akuisisi Coins.ph.
Begitu juga dengan Grab, yang akan meluncurkan program percontohan layanan ojek online di Malaysia di 2020 ini. Padahal, decacorn itu sudah ada di Malaysia sejak 2012. Grab berdiri di Malaysia dengan nama GrabTaxi pada 2012 karena ojek online memang tidak diperbolehkan di Malaysia.
Grab sudah menyiapkan program percontohan itu sejak akhir tahun lalu. Layanan juga akan mencakup pengiriman makanan atau GrabFood.
(Baca: Gojek Ungkap Tantangan Ekspansi ke Thailand hingga Malaysia)