Startup Properti Travelio Dapat Rp 253 M dari Investor AS dan Tiongkok
Startup properti teknologi (proptech) Indonesia, Travelio mengumpulkan pendanaan seri B US$ 18 juta atau sekitar Rp 253 miliar. Investasi itu dipimpin oleh perusahaan investasi berbasis di Amerika Serikat (AS) Pavilion Capital dan dari Tiongkok, Gobi Partners.
Travelio mengoperasikan platform real estate yang menghubungkan pemilik dan pengembang properti dengan penyewa. Pengguna dapat menelusuri dan memesan akomodasi dengan perabotan lengkap lewat layanan ini.
Co-Founder sekaligus CEO Travelio Hendry Rusli mengatakan, dana segar ini akan digunakan untuk berinvestasi terkait pemasaran dan talenta. Perusahaan juga ingin menambah produk baru.
Saat ini, Travelio memiliki beberapa layanan di luar pemesanan akomodasi seperti desain interior, kebutuhan sehari-hari, pembiayaan, pembayaran, dan layanan terkait logistik. Layanan-layanan itu terintegrasi dalam satu ekosistem.
“Kami berusaha untuk menjadi platform yang memenuhi kebutuhan hidup semua orang Indonesia terlepas dari lamanya tinggal,” kata dia dikutip dari Tech In Asia, Kamis (14/11).
(Baca: Galang Investasi, RedDoorz Target Jadi Unicorn Tahun Depan)
Dalam keterangan resminya, Travelio berfokus menyediakan layanan sewa rumah yang terjangkau guna menggaet masyarakat urban. Apalagi, penduduk berpendapatan menengah ke atas (middle income class) di Indonesia dinilai potensial.
Travelio memiliki ribuan properti mulai dari apartemen, vila, dan rumah di 25 kota Indonesia. Startup ini bersaing dengan Airbnb dan lainnya di Tanah Air.
Pada Mei 2018, perusahaan mengumpulkan US$ 4 juta dalam putaran seri A. Co-founder sekaligus Kepala Strategi Travelio Christina Suriadjaja sebelumnya mengatakan, sebagian besar dari dana segar digunakan untuk pengembangan teknologi. “Juga untuk menangkap pangsa pasar yang lebih besar dari inventaris secara lokal,” katanya.
Beberapa investor yang terlibat dalam pendanaan itu di antaranya Vynn Capital, Insignia Ventures Partners, IndoGen Capital, dan PT Surya Semesta Internusa Tbk.
(Baca: Pasarnya Potensial, Startup India hingga Lokal Rambah Indekos)
Di Indonesia, beberapa startup justru mulai merambah indekos seperti OYO, Roomme, Kamar Keluarga, Mamikos dan lainnya. Survei Indonesian Property Watch 2018 juga menemukan, hampir separuh dari milenial di Jakarta memilih tinggal di indekos.
Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto sepakat bahwa bisnis indekos sangat potensial. Sebab, belum banyak perusahaan yang menyediakan hunian di lokasi strategis dengan harga terjangkau.
Kebanyakan pemain menyediakan apartemen atau hunian sewa di tengah kota untuk konsumen menengah ke atas. Karena itu, penduduk berpenghasilan menengah ke bawah memilih indekos.
Hanya, menurutnya fasilitas indekos yang tersedia saat ini belum memenuhi harapan para pekerja. “Kebutuhan orang untuk sewa hunian yang terjangkau dan lokasi strategis masih sangat besar, sementara pasokannya belum banyak. Saya lihat potensi ini cukup baik bagi pengembang dan pengelola yang ingin bermain dibisnis ini,” kata dia beberapa waktu lalu (9/10).
(Baca: Dapat Investasi, Startup Pencarian Indekos RoomMe Ingin Perluas Pasar)