Pendapatan 85% Mitra Gojek Turun saat Pandemi, 90% Yakin Cepat Pulih
Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menunjukkan, transaksi 62-85% mitra Gojek anjlok selama pandemi corona, yang berdampak kepada pendapatan. Penurunan paling dalam dialami oleh mitra taksi dan ojek online.
Secara rinci, 76% dari 8.249 mitra GoFood yang disurvei, mengaku permintaan layanan pesan-antar makanan turun. Sedangkan 20% merasa pendapatannya tetap, dan sisanya justru meningkat.
Di satu sisi, banyak dari mitra GoFood yang mengeluhkan kenaikan biaya penyediaan bahan baku produksi selama pandemi Covid-19. Selain itu, mereka yang mayoritas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kesulitan menjual dan mendapatkan modal.
Lalu, 62% dari 1.142 mitra GoSend mengaku permintaan layanan turun. Sedangkan 14% mencatatkan pendapatannya tetap dan sisanya meningkat.
Kemudian, 85% dari 126 mitra GoPay mengaku transaksi turun. Sebanyak 8% tetap dan sisanya meningkat.
Selain itu, mayoritas dari 44.462 mitra pengemudi GoCar dan GoRide mengaku transaksinya turun. “Persentasenya 90%,” kata Peneliti LED FEB UI Alfindra Primaldhi saat konferensi pers secara virtual, Senin (3/8).
Mereka mengaku, permintaan turun 49-69% dibandingkan sebelum ada pandemi virus corona.
Secara keseluruhan, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat proses transaksi menjadi tidak pasti. "Terjadi pembatasan jam operasional," katanya.
Meski begitu, 90% mitra merasa mampu beradaptasi dengan kondisi pandemi ini. Sebab, mereka mendapatkan dukungan teknologi dan merasakan manfaat dari beragam fitur di ekosistem Gojek.
Selain itu, 90% mitra cenderung optimistis usahanya bakal kembali pulih. Oleh karena itu, mayoritas dari mereka berencana tetap bermitra dengan Gojek dalam jangka panjang.
"Mitra menyadari pandemi belum selesai dan terus berjalan. Tapi optimistis penghasilan akan kembali," ujar Primaldhi.
Mitra GoFood, GoSend, dan GoPay optimistis dampak pandemi akan selesai dalam tiga bulan ke depan. Sedangkan mitra GoRide dan GoCar memperkirakan, dampaknya hilang dalam enam bulan ke depan.
Riset tersebut dilakukan secara online terhadap 53.989 responden, yang dipilih dengan pencuplikan acak sederhana (simple random sampling). Mereka merupakan mitra yang aktif selama tiga bulan terakhir. Sampel mewakili populasi mitra GoCar, GoRide, GoFood dan GoPay, dan GoSend.
Wakil Kepala LD FEB UI Paksi CK Walandouw menilai, kontribusi layanan Gojek terhadap perekonomian signifikan meski terkena dampak pandemi. Sebab, Gojek bisa menarik UMKM untuk mendigitalisasikan bisnis mereka.
Berdasarkan riset dari LD FEB UI, kontribusi mitra Gojek di semua layanan terhadap perekonomian Indonesia mencapai Rp 104,6 triliun pada tahun lalu. Nilainya setara 1% Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Sedangkan kontribusi tidak langsung dari keberadaan Gojek mencapai Rp 17,5 triliun. "Mayoritas atau 86% UMKM di luar ekosistem Gojek seperti bengkel dan pedagang pasar mengalami peningkatan volume transaksi setelah ada Gojek di kotanya," kata Paksi.