RedDoorz dan OYO Catat Okupansi Hotel Mulai Naik 30%
Startup jaringan hotel asal Singapura, RedDoorz dan dari India, OYO mengklaim okupansi hotel mitra mulai meningkat, meski masih ada pandemi corona. RedDoorz mencatatkan peningkatan hingga 10%, sementara OYO 30%.
VP Operations of RedDoorz Adil Mubarak mengatakan, perusahaan menjalankan berbagai strategi untuk meningkatkan okupansi mitra hotel selama pandemi Covid-19. Salah satunya, membuat program HygienePass.
Melalui program tersebut, perusahaan terlebih dahulu mengaudit ribuan mitra hotel di Indonesia terkait protokol kesehatan. Jika memenuhi standar, mereka akan mendapatkan sertifikat HygienePass.
Itu dilakukan untuk meningkatkan rasa aman para pengunjung, sehingga mereka mau menginap meski masih ada kekhawatiran terkait virus corona.
Sejak meluncurkan program itu pada April lalu, RedDoorz mengklaim rerata okupansi mitra bersertifikat HygienePass meningkat. "Rata-rata 7-10%," kata Adil dalam acara RedDoorz Virtual Diskusi Media, Kamis (22/10).
Akan tetapi, perusahaan mencatat baru 50% dari 1.500 mitra di Indonesia yang bersertifikat HygienePass. RedDoorz menargetkan seluruhnya memiliki sertifikat pada akhir tahun ini.
Selain program protokol kesehatan, perusahaan menerapkan strategi multi-brand untuk meningkatkan okupansi mitra hotel. Pada bulan depan, RedDoorz akan meluncurkan merek baru yakni Sans Hotel, yang menyasar milenial.
Merek tersebut akan berbeda dengan hotel RedDoorz reguler. Tarifnya mulai dari Rp 250 ribu semalam, lebih mahal ketimbang yang biasa yaki Rp 100 ribu.
Namun, Adil mengklaim bahwa kualitas Sans Hotel lebih baik dibandingkan reguler. "Kami buat brand ini supaya konsumen mendapat banyak pilihan," katanya.
Perusahaan pun berencana menggaet lebih banyak hotel berkualitas untuk masuk ke ekosistem Sans Hotel.
Selain RedDoorz, startup asal India OYO mengklaim okupansi hotel mitranya meningkat. "Dalam tiga bulan, kenaikannya 20-30%,” kata Country Head OYO Hotels and Home Indonesia Agus Hartono Wijaya dalam acara diskusi dengan media terbatas, Senin lalu (19/10).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat hunian hotel memang mulai meningkat dibandingkan Maret. Ini tecermin pada Databoks di bawah ini:
Peningkatan okupansi mitra OYO terjadi setelah perusahaan menerapkan program sanitized stay. Namun, program standardisasi protokol kesehatan ini baru diikuti oleh 850 dari total 3 ribu mitra.
Agus mengklaim, penyediaan layanan sanitized stay tidak terlalu mahal. Hal-hal yang disediakan yakni alat ukur suhu tubuh atau thermo gun, sarung tangan karet untuk petugas jaga hotel, pembersih tangan, dan lainnya.
Hingga akhir tahun ini, perusahaan menargetkan 100% mitranya bisa menerapkan program sanitized stay.
Selain itu, perusahaan menyediakan paket layanan menginap jangka panjang atau long stay untuk isolasi mandiri bagi orang tanpa gejala (OTG) Covid-19. Salah satunya, hotel OYO dengan delapan lantai di Jakarta.