Setelah Bukalapak dan Grab, Investor Korea Suntik Induk EVOS Esports

Desy Setyowati
28 Oktober 2020, 08:52
Setelah Bukalapak dan Grab, Investor Korea Suntik Induk EVOS Esports
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Ilustrasi, suasana babak final International Dota 2 World Championships di Mercedes-Benz Arena, Shanghai, Tiongkok, Minggu (25/8/2019).

Selain itu, Bukalapak memperoleh pendanaan seri F dari anak usaha bank asal Korea Selatan, Shinhan GIB. Investor ini merupakan unit perbankan investasi terintegrasi dari Shinhan Financial Group (SFG), yang mengelola beragam portofolio bisnis seperti bank komersial, investasi, permodalan, asuransi, kartu kredit, dan lainnya.

Investor asal Korea Selatan lainnya yang aktif berinvestasi di Asia Tenggara yakni Yanolja, Woowa Brothers, dan GEC-KIP Fund besutan Korea Investment Partners (KIP) dan Golden Equator Ventures (GEV). GEC-KIP Fund juga menanamkan modalnya di startup cloud kitchen asal Malaysia, Dahmakan.

Managing Partner dari Golden Equator Ventures Daren Tan mengatakan, ada beberapa alasan utama yang membuat investor asal Korea Selatan tertarik berinvestasi di startup Asia Tenggara. Salah satunya, jumlah penduduknya lebih dari 650 juta jiwa.

Tan menilai, regional menawarkan peluang besar dan hasil investasi yang lebih tinggi. “Investor Korea yang berpengalaman, konglomerat atau chaebol, dan perusahaan melihat peluang yang tersedia di Asia Tenggara sebagai lahan subur," kata Tan dikutip dari e27, pada Maret lalu (17/3).

Mitra Access Ventures yang berbasis di Seoul, Charles Rim mengatakan, pasar di Korea Selatan terpantau menyusut sehingga investor mulai beralih ke negara lain. “Ada semacam perlambatan di Korea. Jadi investor sekarang mencari (investasi lain) di global. Asia Tenggara adalah pilihan yang baik dalam hal kedekatannya dengan pasar dalam negeri,” ujarnya.

Senior Associate White Star Capital Eddie Lee merasa, tren ini sangat mirip dengan kondisi ketika modal ventura Amerika Serikat (AS) masif berinvestasi di Tiongkok dan India sepuluh tahun lalu. Saat ini, pembangunan sebagian besar startup dengan model bisnis 2.0 di Negeri Ginseng sudah matang dan didanai dengan baik. “Jadi modal ventura Korea mencari peluang untuk melanjutkan strategi yang sama,” kata Lee.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...