Gencarkan Promosi, Gojek Terapkan Skema Baru Bagi Hasil GoFood
Gojek menerapkan skema bagi hasil yang baru untuk mitra (merchant) GoFood. Besarannya naik dari 12% + Rp 5.000 menjadi 20% + Rp 1.000.
Skema tersebut berlaku untuk mitra yang bergabung secara efektif per 5 Maret. Merchant yang mendaftar melalui aplikasi GoBiz pada periode 25 Januari - 4 Maret juga bisa mengubah ke skema komisi yang baru.
VP Corporate Affairs Food Ecosystem Gojek Rosel Lavina menjelaskan, kenaikan biaya bagi hasil itu untuk mendorong keberlansungan usaha mitra. Selain itu, untuk menjawab aspirasi merchant.
“Ini sejalan dengan komitmen GoFood untuk terus mengutamakan pertumbuhan bisnis mitra usaha terutama pelaku UMKM kuliner,” ujar Rosel kepada Katadata.co.id, Rabu sore (17/3). “Ini agar GoFood dapat terus mengupayakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan.”
Ia mengatakan, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh mitra dengan penerapan skema komisi baru tersebut. “Ini termasuk kesempatan subsidi pendanaan yang lebih besar dari GoFood untuk mengikuti program dan kampanye promosi rutin,” ujar dia.
Selain itu, ada peningkatan layanan dari GoFood lewat berbagai inovasi fitur GoBiz.
Skema bagi hasil juga diterapkan oleh Grab dan Shopee dalam menyediakan layanan pesan-antar makanan. Dikutip dari situs resmi, Grab mengenakan biaya jasa 30%.
"Ini dibebankan pada setiap pesanan yang diterima melalui Grab, baik untuk pesanan pengiriman dan pengambilan sendiri," demikian dikutip.
Decacorn Singapura itu menyampaikan, merchant UMKM yang bergabung akan mendapatkan beragam keuntungan. Sebab, startup jumbo ini rutin meluncurkan fitur-fitur baru yang mendukung usaha seperti menggelar bazar online dan GrabAds Ad Manager guna memudahkan mitra mengelola iklan di aplikasi.
Meski biaya komisinya besar, perusahaan venture builder berbasis di Singapura, Momentum Works mencatat bahwa nilai transaksi bruto atau GMV GoFood kalah dibandingkan pesaingnya GrabFood.
Nilai GMV GrabFood mencapai US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 83 triliun pada 2020. Sedangkan GoFood hanya US$ 2 miliar atau Rp 28 triliun.
Grab pun menyumbang hampir setengah dari total GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara sepanjang tahun lalu, meski ada pandemi virus corona. Secara total, kontribusi Indonesia merupakan yang terbesar di regional yakni US$ 3,7 miliar.
Kendati begitu, Gojek mencatatkan peningkatan pendapatan dari GoFood 20 kali lipat dalam empat tahun terakhir. GoFood juga berhasil mencatat kontribusi margin positif pada tahun lalu.
"Kesetiaan pelanggan dan mitra usaha selama ini membuat GoFood mampu mempertahankan kinerja bisnis yang positif,” kata Chief Food Officer Gojek Group Catherine Hindra Sutjahyo dalam siaran pers, Januari lalu (22/1).
Hingga tahun lalu, Gojek telah menggaet 750 ribu merchant yang bergabung di GoFood. Jumlahnya meningkat 50% dibandingkan 2019.
Grab juga mengaku bahwa bisnis GrabFood menjadi pendorong pendapatan pada tahun lalu. "Setengah dari transaksi Grab di Indonesia disumbang oleh GrabFood," kata Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, Februari lalu (8/2).
Kini, kedua decacorn tersebut menghadapi pesaing baru yakni ShopeeFood. Pada April 2020, Shopee Food hanya berupa fitur di platform Shopee yang menawarkan produk kuliner dengan pengiriman dari pihak ketiga.
Pada akhir tahun lalu, Shopee merekrut mitra pengemudi ShopeeFood. E-commerce asal Singapura ini pun gencar memberikan diskon hingga 50% dan gratis ongkos kirim Rp 12 ribu.
Berdasarkan situs resmi, pelaku usaha kuliner bisa mendaftar dengan mengisi formulir pendaftaran Shopee Food di platform. Apabila disetujui, tim ShopeeFood akan menghubungi calon merchant melalui telepon atau email.
Kemudian, merchant mengisi kelengkapan persyaratan seperti administrasi usaha. Namun, Shopee tidak menjabarkan besaran komisi di situs resmi.
Nantinya, mitra diminta mendatangani perjanjian kerja sama dengan Shopee. Apabila proses berjalan lancar, merchant akan terintegrasi dengan aplikasi.
Layanan pesan-antar makanan tersebut lebih dulu dikembangkan oleh induk Shopee yakni Sea Group di Vietnam. Raksasa teknologi Singapura itu mengakuisisi Foody Corporation untuk menyediakan layanan ini.