Sasar Warung, Startup GudangAda Bukukan Transaksi Rp 8,7 T per Bulan

Fahmi Ahmad Burhan
29 Juni 2021, 11:10
Sasar Warung, Startup GudangAda Bukukan Transaksi Rp 8,7 T per bulan
gudangada
Pedagang tradisional FMCG sedang menggunakan aplikasi GudangAda.

Selama pandemi corona, empat juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merambah ekosistem digital. Potensi ini dibidik oleh startup digitalisasi warung GudangAda.

Perusahaan rintisan itu pun membukukan nilai transaksi atau GMV bulanan US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,7 triliun sepanjang tahun lalu. “Bisnis ditarget tumbuh lima kali lipat hingga akhir tahun ini,” kata SVP Business Strategy & Revenue Growth GudangAda Hansel kepada Katadata.co.id, Senin (28/6).

Berdasarkan riset Euromonitor International, mayoritas masyarakat Indonesia, India, dan Filipina berbelanja di toko kelontong. Transaksinya mencapai US$ 479,3 miliar atau 92% dari total nilai pasar retail US$ 521 miliar pada tahun lalu, sebagaimana Databoks di bawah ini:

Di Indonesia, UMKM juga menyumbang Rp 8.573,9 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2018. "Sektor ini penting, karena warung,” katanya.

Namun ada beberapa tantangan yang mesti dihadapi dalam menggaet pasar warung ini. Salah satunya, margin dari setiap transaksi di warung relatif kecil. Selain itu, ada hambatan dari sisi infrastruktur.

Katadata.co.id pun berbincang dengan Hansel terkait potensi pasar warung di Indonesia. Hansel juga menjelaskan cara GudangAda menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan segmen ini. 

Bagaimana model bisnis GudangAda?

GudangAda itu business to business (B2B) marketplace terbesar di Indonesia saat ini. Kami enable toko-toko untuk bertransaksi secara online.

Kami sukses on-board hampir setengah juta pengguna toko atau warung. Kami sudah punya jaringan ke 500 kota dari barat sampai timur sejak berdiri pada 2019.

Model bisnis kami memberikan holistic end-to-end bagi toko. Ini cukup berhasil. Kami membantu mengembangkan bisnis mereka.

Kinerja GudangAda selama pandemi Covid-19?

Kami berdiri pada 2019, dan pandemi masuk awal 2020. Awal tahun lalu, jumlah konsumen kecil. Sekarang hampir setengah juta dari merchant platform.

Itu bukan hanya karena pandemi. Di luar itu, produk dan offering kami menjawab kebutuhan pengguna.

Pada dasarnya, belanja di warung mepet-mepetan. Sedangkan sekarang harus menjaga jarak. GudangAda membantu dalam mengatasi masalah ini. Ada juga GudangAda Logistik.

Sepanjang tahun lalu, nilai transaksi atau gross merchandise value (GMV) bulanan lebih dari US$ 600 juta (Rp 8,7 triliun).

Seberapa besar potensi warung ini?

UMKM berkontribusi banyak ke PDB, maka berpikir bagaimana mendigitalisasi bisnis mereka. Ketika warung bekerja sama dengan GudangAda, transaksi meningkat sampai 30%-50% setelah beberapa bulan bergabung.

Tantangan GudangAda dalam menyasar warung?

Yang paling dasar untuk kami selesaikan yakni bagaimana supaya mereka mendapatkan barang di saat yang tepat? Mereka bisa melihat barang di sekitar dia. Jadi, transparan.

Warung bersaing dengan pemain retail besar seperti Indomart dan Alfamart? Bagaimana GudangAda melihatnya?

Sebenarnya warung itu tetap mempunyai konsumen. Jumlahnya lebih banyak dan lebih dekat. Produk yang dicari di toko juga berbeda. Kami melihat kedua sektor ini berkembang bersama dan pasti perlu digitalisasi.

Tantangan GudangAda rambah daerah?

Sebenarnya, yang ada di Indonesia sekarang perkembangan teknologi dan akses internet berkembang pesat. Kalau infrastruktur di daerah berkembang juga, maka itu akan berkembang juga bersamaan dengan GudangAda. Kami mulai di 2019, kami sesuaikan dengan perkembangan area juga.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sudah ada lebih dari 10 juta UMKM yang godigital per akhir tahun lalu. Maka, kami tertarik untuk terus growth sektor ini.

Bagaimana GudangAda melihat potensi warung dalam lima tahun ke depan?

Kami melihat seberapa pentingnya UMKM, termasuk warung, untuk ekonomi. Fokus GudangAda itu empower bukan disrupsi, key critical player. Kami memiliki model through marketplace yaknimemfasilitasi transaksi pembeli dan penjual. Ini nilai utama yang membedakan kami.

Strategi GudangAda ke depan?

Secara spesifik, belum bisa kami umumkan. Secara umum, kami membutuhkan network. Semakin banyak network, semakin banyak efeknya. 

Untuk itu, kami mencoba untuk memahami kendala UMKM dan memberikan solusi yang tepat dengan menyediakan marketplace. Selain itu, memperbaiki produk offering dan jasa lainnya.

Tidak hanya menyasar barang fast-moving consumer goods (FMCG), tetapi juga lainnya seperti kesehatan. Ada juga pemain di sektor ini yang butuh jasa pergudangan, jadi terus kami sediakan.

GudangAda menargetkan satu juta warung?

Iya

Ada rencana mencatatkan saham perdana ke publik (IPO)?

Secara prinsip, GudangAda itu berfokus menjalankan bisnis yang capital efisien, dengan cara apapun. Kami punya jalan yang jelas.

Exit strategy itu menjadi jalan. Itu merupakan salah satu konsiderasi dari stakeholder

Tapi, kami masih di tahap awal. Fokus kami kepada eksekusi yang kuat agar dapat hasil yang baik. Saat mendapat hasil yang baik, opsi itu terbentuk dengan baik. IPO dan lainnya opsi potensial.

Kalau merger dan akuisisi bagaimana?

Kami secara konsisten terus berkolaborasi. Tapi untuk merger dan akuisisi, saat ini belum bisa kami informasikan. 

Ada kebutuhan pendanaan tahun ini? 

Kami masih memproses pendanaan Seri B untuk mengembangkan bisnis dan memperkuat ekosistem pasar B2B, termasuk layanan logistik terintegrasi, pemasaran, dan sistem pembayaran. Selain itu, untuk memperluas kategori produk.

Kami melihat minat yang sangat kuat dari investor untuk putaran seri B ini, yang merupakan bukti kerja keras seluruh tim GudangAda.

Ada rencana ekspansi?

GudangAda ingin menjadi pemain B2B e-commerce terbesar dengan cara membangun infrastruktur B2B e-commerce omni-channel di seluruh Indonesia. Setelah ekspansi layanan logistik dan menambah kategori produk baru, GudangAda berencana terus menghadirkan solusi yang dibutuhkan seperti layanan pembayaran, inventaris pesanan, dan manajemen stok. Seluruh rencana ekspansi bertujuan meningkatkan pertumbuhan bisnis lima kali lipat pada akhir tahun ini.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...