Peretas Bobol Dana Kripto Ethereum dan Solana Senilai Rp 4,6 Triliun

Fahmi Ahmad Burhan
4 Februari 2022, 10:01
 kripto, solana, ethereum
Olya Kobruseva/Pexels
Ilustrasi peretasan dana kripto

 CertiK menyebut peretasan itu merupakan eksploitasi terbesar kedua di ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi), setelah pencurian kripto Poly Network pada 2021 senilai US$ 600 juta atau Rp 8,6 triliun.

Untuk kripto solana, peretasan ini menjadi peretasan terbesar hingga saat ini.

 “Peretasan senilai US$ 320 juta di Wormhole menyoroti tren serangan yang berkembang terhadap protokol blockchain. Serangan ini membunyikan alarm kekhawatiran yang berkembang seputar keamanan di blockchain,” kata pendiri CertiK, Ronghui Gu dikutip dari CNBC Internasional pada Kamis (3/2).

 Atas peretasan itu, Wormhole sempat menawarkan hadiah US$ 10 juta atau Rp 143 miliar apabila peretas mengembalikan dana. Hadiah itu sebagai bagian dari jasa informasi detail eksploitasi.

 Namun, dikutip dari CNET, Wormhole telah mengkonfirmasi bahwa semua dana telah dipulihkan. "Layanan sudah kembali aktif," kata Wormhole. 

Sebelumnya, hasil riset perusahaan analitik blockchain Elliptic mencatat bahwa penipuan yang terjadi di DeFi telah mencapai US$ 10,5 miliar atau Rp 149 triliun sepanjang tahun lalu.

 Elliptic pun mencatat, sejak 2020 hingga akhir 2021, jumlah kerugian investor kripto karena penipuan di DeFi mencapai US$ 12 miliar atau Rp 170 triliun.

Dari total kerugian itu, mayoritas kerugian disebabkan penipuan pada 2021 yang mencapai Rp 149 triliun.

 "Ekosistem terdesentralisasi seperti DeFi tidak dapat dipercaya karena menghilangkan kontrol pihak ketiga atas dana pengguna," kata peneliti dari Elliptic Tom Robinson dikutip dari Reuters pada tahun lalu (18/11/2021).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...