Pesan Bos Induk Shopee ke Pegawai karena Valuasi Anjlok: Jangan Takut

Desy Setyowati
14 Maret 2022, 15:47
sea group, e-commerce, free fire, seabank, Shopee
shopee
Ilustrasi platform Shopee

Valuasi induk Shopee, Sea Group turun US$ 150 miliar atau sekitar Rp 2.149 triliun sejak akhir 2021. Namun Chief Executive Officer Forrest Li mengatakan bahwa ini hanya ‘rasa sakit’ jangka pendek.

“Penurunan ini menyakitkan, dan Anda mungkin merasa frustrasi, berkecil hati, atau khawatir tentang masa depan Sea,” tulis Li dalam memo untuk pegawai yang dikirim melalui email, dikutip dari Bloomberg, Senin (14/3).

“Jangan takut. Kami berada dalam posisi yang kuat secara internal, dan jelas pada langkah selanjutnya. Ini adalah rasa sakit jangka pendek yang harus kita tanggung untuk benar-benar memaksimalkan potensi jangka panjang kita,” tambah pria berusia 44 tahun itu.

Li mengirimkan memo berisi sekitar 900 kata itu kepada pegawai, setelah menyampaikan laporan keuangan Sea Group 2021 dua pekan lalu.

Induk Shopee mencatatkan peningkatan pendapatan 127,5% secara tahunan (year on year/yoy) dari US$ 4,4 miliar pada 2020 menjadi hampir US$ 10 miliar (Rp 143,9 triliun) tahun lalu. Namun kerugiannya membengkak.

Rugi bersih Sea Group naik 17,9% yoy dari US$ 1,3 miliar pada 2020 menjadi US$ 1,5 miliar (Rp 21,6 triliun) tahun lalu. Sedangkan laba kotor naik 188,8% menjadi US$ 3,9 miliar.

Total laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA yang disesuaikan negatif US$ 593,6 juta atau membengkak dibandingkan 2020 US$ 107 juta.

Salah satu penyebabnya yakni pemerintah India melarang game Garena, yakni Free Fire.

Bloomberg mencatat, investor melakukan aksi ambil untung atas saham Sea Group sejak November tahun lalu. Aksi jual meningkat pada Januari ketika pendukung terbesar yaitu Tencent Holdings Ltd. mengumumkan akan menjual sebagian sahamnya.

Aksi jual semakin bertambah ketika pemerintah India memblokir Free Fire. Sea Group pun disebut-sebut kehilangan tiga perempat valuasinya dalam lima bulan.

Padahal, investor global mengalami reli 2.300% sejak 2017 hingga 2021 dari berinvestasi di Sea Group.

“Manajer investasi dalam beberapa bulan terakhir mulai mendesak Sea Group untuk lebih transparan tentang strategi dan jumlahnya,” menurut orang yang mengetahui masalah tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...