Ada Enam Startup Indonesia Berpeluang Segera Menjadi Unicorn

Desy Setyowati
28 April 2022, 11:18
unicorn, startup, decacorn, ruangguru, sociolla
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/AWW.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).

Setidaknya ada enam startup Indonesia yang berpeluang menjadi unicorn berikutnya. Mereka memiliki valuasi lebih dari US$ 500 miliar atau sekitar Rp 7,2 triliun.

Unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. Sedangkan decacorn lebih dari US$ 10 miliar atau Rp 140 triliun.

Dalam laporan Cento Ventures bertajuk ‘SE Asia Tech Investment 2021’, ada enam startup yang masuk kolom valuasi di atas US$ 500 juta. Mereka adalah Ruangguru, Sociolla, Lummo, FinAccel atau Kredivo, Ula, dan GudangAda.

Berdasarkan laporan DailySocial.id, Kredivo sudah berstatus unicorn.

Cento Ventures juga sudah memberikan catatan bahwa daftar startup berdasarkan valuasi itu tidak lengkap. “Laporan ini berfokus pada teknologi digital, tetapi daftarnya mungkin mengecualikan perusahaan dibidang logistik, ritel, kantor layanan, dan operator apartemen,” demikian isi laporan Cento Ventures, dikutip Rabu (27/4).

“Data didasarkan pada pembiayaan substansial terbaru, peristiwa likuiditas (exit strategy), atau perkembangan bisnis yang diketahui,” demikian dikutip.

Ruangguru sudah lama dikabarkan semakin mendekati status unicorn. Tech In Asia melaporkan, startup pendidikan ini telah mengumpulkan pendanaan US$ 55 juta dari Tiger Global Management dan GGV Capital pada April tahun lalu.

Sumber Tech In Asia yang akrab dengan Ruangguru mengatakan, valuasi startup pendidikan itu melampaui US$ 800 juta. Ini artinya, butuh US$ 200 juta untuk Ruangguru menyandang status unicorn.

Menanggapi hal itu, Head of Corporate Communications Ruangguru Anggini Setiawan menyampaikan bahwa fokus utama Ruangguru saat ini yaitu kesinambungan bisnis.

“Meski penting bagi perusahaan untuk menjaga pertumbuhan, dampak dan profitabilitas, kami akan terus menginvestasikan sumber daya untuk meningkatkan produk, layanan, serta menjajaki peluang pertumbuhan baru,” kata dia kepada Katadata.co.id, akhir tahun lalu (11/10/2021).

Ia membenarkan bahwa Ruangguru mendapatkan pendanaan dari Tiger Global. “Saat ini posisi keuangan kami sangat baik. Tidak ada kebutuhan mendesak untuk mendapatkan pendanaan lanjutan,” kata dia.

“Namun kami tetap terbuka dan mempelajari dengan seksama segala opsi yang dimiliki, termasuk bermitra dengan partner yang dapat membantu Ruangguru meraih dan merealisasikan misi,” tambah Anggini.

Social Bella Indonesia atau Sociolla juga dikabarkan segera menjadi unicorn. Startup kecantikan dalam pembicaraan untuk mengumpulkan pendanaan US$ 150 juta (Rp 2,2 triliun) hingga US$ 200 juta (Rp 2,9 triliun).

“Sociolla sedang merundingkan putaran pendanaan yang akan mendorong valuasinya melewat US$ 1 miliar,” kata sumber Bloomberg yang mengetahui masalah itu dikutip dari Business Times, pada Januari (19/1).

Valuasi perusahaan rintisan itu disebut-sebut bakal mencapai US$ 1,2 miliar sampai US$ 1,4 miliar.

Co-Founder sekaligus President Social Bella Christopher Madiam enggan mengomentari kabar tersebut. "Yang dapat kami sampaikan, perusahaan saat ini berfokus pada upaya peningkatan skala (scale up) bisnis,' kata dia kepada Katadata.co.id.

Sedangkan Lummo, Ula, dan GudangAda merupakan startup yang menyasar segmen warung. Lummo dan Ula bahkan disuntik oleh perusahaan investasi milik pendiri Amazon Jeff Bezos, Bezos Expeditions.

Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait mengatakan, jumlah UMKM di Indonesia yang mencapai 64 juta, menarik bagi investor global dan lokal.

"Pasarnya besar. Dengan begitu, mereka bisa jadi pengendali," kata Jefri kepada Katadata.co.id, pada Februari (17/2).

 

Selain itu, UMKM di Indonesia berkontribusi besar bagi perekonomian. "Ini mampu mengakselerasi pertumbuhan dan penetrasi pasar startup itu sendiri," katanya.

Riset dari International Data Corporation (IDC) dan Cisco juga menunjukkan, digitalisasi UMKM dapat meningkatkan pendapatan negara. Setidaknya PDB bisa bertambah US$ 160 miliar - US$ 164 miliar (Rp 2.372,6 triliun - Rp 2.432 triliun) pada 2024.

Selain itu, pemerintah berfokus mendigitalisasi 30 juta UMKM per 2024.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...