Startup Alami Bubble Burst, Bagaimana Nasib Ekonomi Digital Indonesia?

Fahmi Ahmad Burhan
10 Juni 2022, 18:12
startup
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Suasana deretan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019).

Ada tujuh startup di Indonesia yang melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK tahun ini. Ketujuh startup tersebut yakni TaniHub, Zenius, LinkAja, Pahamify, JD.ID, Mobile Premier League (MPL), dan Lummo.

Startup tersebut melakukan PHK dengan waktu yang saling berdekatan. Berdekatannya jarak PHK antara startup tersebut disinyalir sebagai akibat dari fenomena bubble burst.

Menurut Investopedia.com, fenomena bubble burst merupakan kondisi bisnis yang cepat mengalami kenaikan tapi cepat mengalami penurunan. Terdapat sejumlah penyebab utama perusahaan rintisan tersebut secara bersamaan melakukan PHK terhadap karyawannya.

Pertama, produk yang ditawarkan kalah bersaing, sehingga perusahaan kehilangan pangsa pasar atau market share secara signifikan. Apalagi, saat ini semakin banyak startup yang terus bermunculan di Tanah Air.

Kemudian, startup dinilai mulai kesulitan mencari pendanaan baru akibat investor lebih selektif memilih perusahaan

Penyebab lainnya, yakni karena pasar mulai jenuh dan sangat sensitif terhadap promo dan diskon. Hal ini terjadi jika aplikasi tidak memberikan diskon maka jumlah pengguna akan menurun.

Lalu, dengan semakin meredanya penyebaran Covid-19 dan aktivitas masyarakat yang kembali pulih, membuat transaksi tak hanya dilakukan secara online melainkan juga secara offline.

Infografik_Bisnis startup diguncang bubble burst
Infografik_Bisnis startup diguncang bubble burst (Katadata/ Nurfathi)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...