Marak PHK, Benarkah Masa Keemasan Startup Indonesia Berakhir?

Fahmi Ahmad Burhan
13 Juni 2022, 16:01
startup, phk, bubble burst
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).

“Kondisi bullish dan bearish atau koreksi pasar sudah biasa terjadi di pasar modal dan juga investasi di private companies. Kalau kita ingat pada akhir 1999 dan awal 2000 terjadi market crash di investasi startup, namun pada periode berikutnya terjadi startup boom pada waktu yang tepat juga,” tambah dia.

Sedangkan menurut pakar informasi teknologi dari ICT Institute Heru Sutadi, maraknya startup PHK saat ini menunjukkan terjadinya bubble. “Sebab, rentan ketika startup sebenarnya tidak miliki aset. Asetnya yakni mitra,” katanya kepada Katadata.co.id, akhir bulan lalu (27/5).

Startup yang tidak diminati oleh masyarakat, dan masyarakat menjadi bagian dari mitra yang kuat, pasti akan rontok,” tambah dia.

Namun, Managing Partner East Ventures Roderick Purwana menilai bahwa kondisi startup di Silicon Valley, Amerika Serikat (AS) saat ini berbeda dengan Indonesia. Masa terburuk perusahaan teknologi di markas Google itu terjadi karena sejumlah pemicu, seperti:

  1. Ekspektasi investor kepada perusahaan teknologi berkurang setelah pandemi Covid-19
  2. Tingginya inflasi dunia yang membuat bank sentral AS, The Fed menaikkan suku bunga
  3. Kekhawatiran geopolitik, seperti perang Rusia dan Ukraina

"Ini akan memberi dampak ke dunia, dimana investor lari ke aset yang lebih aman," kata Roderick, medio bulan lalu (17/5).

Khusus di Indonesia, menurutnya relatif lebih terjaga. Sebab, ekonomi Indonesia secara makro cenderung stabil. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi kuartal I mencapai 5,01% secara tahunan.

Meski begitu, startup Indonesia tetap terkena imbasnya. "Ada perubahan pola pendanaan dan valuasi," katanya.

Menurutnya, investor akan mencari startup Indonesia yang dianggap berkualitas. Sedangkan, dari sisi valuasi akan ada penyesuaian.

Setidaknya ada 37 startup yang meraih pendanaan tahun ini. Total kesepakatan investasi ke perusahaan rintisan Indonesia mencapai 38, karena ada startup yang memperoleh dana segar dua kali sejak awal 2022 yakni Astro.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...