Kominfo Ungkap Kerja Sama Baru AS-RI Setelah Elon Musk Resmi Masuk RI

Fahmi Ahmad Burhan
13 Juni 2022, 16:35
starlink, elon musk, kominfo, satelit
BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo berdiskusi dengan Elon Musk di Gedung Stargate Space X, Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu (14/05/2022).

Perusahaan milik orang terkaya di dunia Elon Musk, yakni Starlink resmi hadir di Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun mengungkapkan kerja sama lainnya dengan Amerika Serikat (AS) di bidang digital.

Starlink merupakan anak usaha SpaceX yang bergerak di bidang infrastruktur internet. Perusahaan ini menyediakan ribuan satelit kecil yang dikirim secara massal ke orbit bumi pada posisi rendah.

Dikutip dari CNET, Starlink mulai gencar mengembangkan layanannya sejak 2021. Namun, pengembangan jaringan sebenarnya sudah dimulai sejak 2015.

Kemudian, satelit prototipe pertama diluncurkan ke orbit pada 2018. Sejak saat itu, SpaceX mengerahkan ribuan satelit Starlink ke orbit rendah.

Total, ada lebih dari 2.000 satelit yang telah mengorbit. Melalui satelit orbit rendah itu, Starlink menyediakan layanan internet terutama ke bagian lain di dunia yang belum memiliki akses internet broadband berkecepatan tinggi.

Starlink masuk ke pasar Indonesia setelah kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Gedung Stargate Space X, Texas, AS pada 15 Mei. Di sana, Jokowi bertemu langsung dengan Elon Musk.

Mengutip laman Sekretariat Presiden, kunjungan itu membicarakan investasi dan teknologi. Jokowi juga mengatakan keduanya membahas tentang potensi kerja sama yang akan datang.

Kominfo pun mengumumkan pemberian hak labuh satelit khusus non-geostasioner atau NGSO Starlink kepada PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat). “Hak labuh ini hanya berlaku untuk layanan backhaul dalam penyelenggaraan tertutup Telkomsat,” kata Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi dalam keterangan pers, Senin (13/6).

“Hak labuh itu bukan untuk layanan retail pelanggan akses internet secara langsung oleh Starlink,” tambah dia.

Dedy menyampaikan, Indonesia juga memiliki rencana kerja sama di bidang satelit lainnya dengan Amerika. Rinciannya yakni:

  1. Very High Throughput Satellite (VHTS) atau SATRIA berkapasitas 150 Gb
  2. Very High Throughput Satellite (VHTS) sebagai Hot Backup Satellite berkapasitas 80 Gb
  3. High Throughput Satellite (HTS) yang dimiliki PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) berkapasitas 32 Gb

"Ketiga satelit ini direncanakan menggunakan roket peluncur SpaceX - Falcon 9 dan merupakan jenis satelit yang mengorbit di geostasioner orbit," ujar Dedy.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...