Marak PHK Massal, Tokopedia Ungkap Lika-Liku Nasib Pekerja Startup

Fahmi Ahmad Burhan
30 Juni 2022, 19:04
startup, phk, talenta digital, tokopedia
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Pameran startup teknologi dan inovasi industri anak negeri di Hall B JCC, Jakarta, pada 2019.

"Berdasarkan data Bank Dunia, Indonesia butuh 9 juta talenta digital hingga 2030," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan.

Itu artinya, ada kebutuhan 600 ribu tenaga ahli di bidang siber per tahun. Namun hanya 20% dari total 4.000 kampus di Indonesia yang memiliki program studi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Riset Amazon Web Services (AWS) dan AlphaBeta juga menunjukkan, hanya 19% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai keahlian di bidang digital. Padahal, Nusantara butuh 110 juta talenta digital baru untuk mendukung ekonomi pada 2025.

Sekalipun banyak perusahaan melakukan PHK saat ini, talenta digital tetap diminati. Anggota Dewan Eksekutif Teknologi CNBC Internasional menilai bahwa perekrutan tidak akan melambat.

Sebab, perusahaan teknologi masih kesulitan menemukan talenta digital. Sekitar 64% pemimpin teknologi yang menjadi responden survei TEC pada 3 – 22 Juni mengatakan, sulit menemukan talenta yang memenuhi syarat dengan posisi yang tengah dicari.

Sebanyak 86% anggota TEC pun mengaku harus membayar upah lebih tinggi untuk mendapatkan talenta digital terampil.

Hampir sepertiga pun percaya bahwa mereka mungkin perlu melakukan penyesuaian jumlah karyawan pada tahun berikutnya. Sebanyak 55% mengatakan, perubahan di pasar tenaga kerja saat ini, justru memberi mereka kesempatan untuk mendatangkan talenta digital ahli.

“Saya pikir beberapa dari kandidat (ahli) itu tidak akan kami lihat atau bahkan memiliki kesempatan untuk wawancara, tapi sekarang bisa,” kata pendiri sekaligus CEO Startup kompensasi OpenComp, Thanh Nguyen dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (28/6).

Menurutnya, banyak perusahaan teknologi akan berfokus menggunakan uang tunai untuk mendorong transaksi, ketimbang merekrut pekerja baru. Namun, mereka kemudian bakal mengeluarkan uang lebih untuk menggaet pekerja.

Sebab, “ketika orang-orang berpindah (dari satu perusahaan ke perusahaan lain), itu menaikkan kompensasi 10% - 15% secara keseluruhan,” katanya. "Dalam resesi, biaya tenaga kerja akan mulai stabil."

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...