Ojol Mau Kerja Kantoran, Benarkah Driver Gojek hingga Grab Berkurang?

Lenny Septiani
6 April 2023, 07:30
ojek online, gojek, grab
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pengemudi ojek online menangkut penumpang di Shelter Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2020).

Hasil penelitian Mahasiswa Doktoral London School of Economic (LSE) Muhammad Yorga Permana terhadap 1.000 kurir dan pengemudi ojek online menunjukkan 66% dari mereka ingin menjadi pekerja kantoran.

Dua pertiga dari mereka mengungkapkan bahwa jika dapat memilih, mereka lebih memilih pekerjaan tradisional dengan jam kerja 9 sampai 5 daripada menjadi pengemudi ojek online. Ada tiga hal yang mendorong pengemudi ojek online atau ojol kini ingin menjadi pekerja kantoran:

  1. Janji terkait pendapatan dinilai tidak sesuai
  2. Jumlah pesaing atau pengemudi ojek online tumbuh signifikan
  3. Guncangan ekonomi akibat pandemi corona

Penelitian tersebut dilakukan terhadap ojol di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada 2021 - 2022.

Jumlah Driver Ojol Gojek dan Grab

Head of Region and External Affairs Gojek Gede Manggala mengatakan, perusahaan berfokus pada keseimbangan jumlah konsumen dan mitra pengemudi di suatu wilayah. “Jadi indikatornya itu supply dan demand,” kata dia dalam acara buka puasa bersama di kantornya, Jakarta, Rabu (5/4).

Gojek akan mengkaji jumlah mitra pengemudi taksi dan ojek online, serta besaran permintaan layanan di suatu kota. “Kalau kami catat kurang, maka kami buka pendaftaran baru,” katanya.

“Jadi yang menjadi perhatian kami yakni konsumen tidak boleh menunggu lama. Driver taksi dan ojek online juga tidak boleh kecewa karena persaingan ketat,” ujar Gede. “Basisnya kota per kota.”

Berdasarkan indikator itu, Gede menyampaikan bahwa pasokan mitra pengemudi ojek online atau ojol Gojek cukup.

Saat ini Gojek menggaet 2,6 juta mitra pengemudi taksi dan ojek online. Gede mengatakan perusahaan memberikan fleksibilitas kepada mitra pengemudi untuk mendapatkan tambahan penghasilan.

Berdasarkan data Gojek, driver taksi dan ojek online yang bergabung di platform beroperasi secara part time. Rinciannya sebagai berikut:

  • 64% mitra pengemudi taksi online GoCar
  • 55% mitra pengemudi ojek online GoRide

Sedangkan Grab tidak memerinci jumlah pengemudi taksi dan ojek online di Indonesia. Namun Grab dan lembaga riset Indikator menggelar survei terhadap 1.000 mitra pengemudi GrabBike di Medan, Palembang, Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar selama 22 Februari hingga 15 Maret melalui wawancara tatap muka.

Penelitian dilakukan dengan metode random sampling. Tingkat kesalahan atau margin of error survei diperkirakan +/- 4.5% pada tingkat kepercayaan 95%.

Hasil survei tersebut yakni:

  • 91,7% mitra pengemudi ojek online Grab menyebut kecil kemungkinan untuk pindah ke platform ojek online atau ojol lain
  • 83,4% merasa mereka mendapatkan perhatian besar dari perusahaan
  • 64% responden hanya bergantung pada pemasukan sebagai mitra pengemudi sebagai sumber pendapatan utama
  • 85% responden merasa bangga menjadi mitra pengemudi Grab dan merekomendasikan Grab bagi mereka yang memiliki ketertarikan untuk jadi sopir ojek online atau ojol
  • 89,3% responden merasa ada perbaikan dampak ekonomi
  • 92,2% responden merasa ada keleluasaan dalam mengatur waktu kerja

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...