Ini Cara TikTok Antisipasi Konten Hoaks Jelang Pemilu 2024

Lenny Septiani
15 Juni 2023, 15:55
TikTok
Unsplash
Ilustrasi TikTok

CEO TikTok Shou Zi Chew membagikan cara untuk mengantisipasi penyebaran berita palsu atau hoaks pada platform media sosialnya menjelang pemilihan umum atau Pemilu 2024 di Indonesia.

“Kami membuat pusat-pusat informasi Pemilu di mana kami meningkatkan sumber daya untuk mengidentifikasi dan menghapus setiap informasi yang salah dan berbahaya,” kata CEO TikTok Shou Zi Chew dalam acara TikTok Southeast Asia Impact Forum di Jakarta, Kamis (15/6).

Pada saat yang sama, perusahaan menjaga kebebasan berekspresi agar orang-orang dapat mengekspresikan diri mereka sendiri. 

Shou menegaskan misi perusahaan adalah untuk menginspirasi kreativitas dan kegembiraan. Menurut dia, TikTok merupakan platform yang penting untuk berekspresi dan berdiskusi. 

"Namun, kami tidak ingin mengambil keuntungan dari siklus pemilihan umum ini. Jadi, sebagai sebuah kebijakan secara global, kami tidak mengambil bagian dalam pemilu,” ujar dia. “Kami tidak mengambil uang dari iklan politik sebagai platform." 

Ia pun menambahkan bahwa TikTok hanya peduli dengan integritas platform.

Head of Public Policy Southeast Asia TikTok Teresa Tan menegaskan perusahaan berupaya menjaga integritas pemilu dengan sangat serius di platform TikTok. 

Berdasarkan pedoman komunitas perusahaan, “kami memiliki kebijakan integritas dan keaslian yang tidak mengizinkan kesalahan informasi di platform kami yang menyebabkan kerugian yang signifikan bagi masyarakat,” kata Teresa.

Teresa pun menyatakan bahwa TikTok melibatkan pemangku kepentingan dalam ekosistem untuk mewujudkan hal ini. 

“Jadi untuk pemilu, kami bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU),” ujarnya. Hal ini untuk memastikan bahwa perusahaan menyediakan pusat informasi pemilu di mana orang bisa mendapatkan akses ke informasi yang otoritatif. 

Ia menjelaskan bagi para kreator yang mungkin membuat konten terkait dengan pemilu, akan mendapatkan akses ke sebuah label atau pusat pemilu untuk mendapatkan informasi faktual tentang pemilu. 

Lebih lanjut, Teresa mengatakan bahwa TikTok melibatkan mitra pemeriksa fakta lokal dan juga mitra pemeriksa fakta di seluruh dunia yang dapat membantu perusahaan dalam seluruh proses verifikasi informasi ini. 

Kerjasama dengan lembaga pemeriksa fakta bertujuan untuk dapat memahami norma-norma sosial setempat untuk dapat bertindak berdasarkan konten informasi yang salah yang mungkin ada di platform. 

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...