Mengenal 15 Startup Unicorn dan Decacorn Indonesia

Lenny Septiani
29 Juni 2023, 16:19
Startup, goto, gojek, unicorn, decacorn
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).

Indonesia memiliki 2.300 startup atau yang terbanyak di Asia Tenggara. Selain itu, setidaknya ada 15 startup unicorn dan decacorn.

Unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar. Sementara itu, decacorn di atas US$ 10 miliar.

Berikut ini startup yang berhasil menjadi unicorn dan decacorn di Indonesia:

GoTo Gojek Tokopedia

Decacorn Tanah Air Gojek dan unicorn Tanah Air Tokopedia merger pada Mei 2021. Keduanya kemudian membentuk entitas baru bernama GoTo Gojek Tokopedia.

GoTo Gojek Tokopedia Tbk pun resmi mencatatkan saham perdana alias initial public offering atau IPO di Bursa Efek Indonesia pada April 2022.

Gojek didirikan oleh Nadiem Makarim pada Oktober 2010. Sementara Tokopedia didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada Februari 2009.

CEO GOTO Andre Soelistyo mundur pada awal bulan ini. Posisinya kemudian digantikan oleh Co-Founder dan Managing Partner Northstar Group sekaligus investor awal Gojek Patrick Walujo.

Perubahan pengurus diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa atau RUPST dan RUPSLB yang akan diselenggarakan pada 30 Juni.

GoTo Gojek Tokopedia bekerja sama dengan TBS Energi Utama melalui perusahaan patungan atau joint venture, Electrum memulai pembangunan pabrik motor listrik di Zona E Kawasan Greenland International Industrial Center atau GIIC, Cikarang, Jawa Barat (23/6).

Traveloka

Traveloka menjadi startup penyedia layanan pariwisata alias online travel agent pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang berhasil menjadi unicorn. Ini terjadi setelah mendapatkan investasi dari Expedia pada 2017.

Startup Traveloka didirikan oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert Zhang pada Oktober 2012.

Traveloka resmi tergabung sebagai anggota afiliasi biro Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB untuk pariwisata, UNWTO bulan ini. Platform biro perjalanan digital ini merupakan satu-satunya di Asia Tenggara yang menjadi anggota afiliasi UNWTO.

Bukalapak

Bukalapak menjadi unicorn pada 2018. Perusahaan ini didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid pada awal 2010.

Gelar unicorn diperoleh Bukalapak setelah mendapatkan investasi dari Emtek Group dan 500 Startups pada awal 2018.

Bukalapak menjadi startup unicorn Indonesia pertama yang IPP yakni awal Agustus 2021. Emiten dengan kode BUKA ini berhasil meraup Rp 21,9 triliun dari penjualan 25,76 miliar saham baru dengan harga Rp 850 per lembar.

OVO

Dompet digital atau e-wallet OVO menyandang status unicorn pada Oktober 2019.

Perjalanan OVO bermula dari aplikasi loyalitas yang mengelola point hasil berbelanja di mal milik Lippo Group. Kemudian berkembang menjadi uang elektronik dan mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia pada 2017.

Blibli

PT Global Niaga Tbk atau eCommerce Blibli.com menjadi unicorn pada 2021. Perusahaan mengklaim memiliki nilai valuasi US$ 1 miliar.

Blibli pun resmi IPO pada November 2022. Sebelum mencatatkan saham perdana, Grup Djarum menggabungkan Blibli, agen perjalanan online Tiket.com, dan supermarket Ranch Market bersatu menjadi ekosistem Blibli Tiket.

Blibli diinisiasi oleh Grup Djarum lewat PT Global Digital Prima atau GDP Venture. GDP Venture masih memiliki 98,5% saham.

Bulan lalu, Blibli mulai membangun gudang 10 hektare di Marunda Center, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Fasilitas ini dapat menampung hingga 20 juta barang.

Xendit

Startup fintech infrastruktur pembayaran atau payment gateway Xendit menyandang status unicorn setelah mengumpulkan dana US$ 150 juta atau sekitar 2,2 triliun lewat putaran pendanaan seri C pada 2021.

Xendit didirikan oleh COO Tessa Wijaya dan CEO Moses Lu pada 2015.

Pada Mei 2022, Xendit meraih pendanaan seri D US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun. Unicorn ini pun berencana memperluas ekspansi ke tiga negara, seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

Pendanaan tersebut dipimpin oleh Coatue dan Insight Partners. Selain itu, Accel, Tiger Global, Kleiner Perkins, EV Growth, Amasia, Intudo, dan Goat Capital milik Justin Kan menambah investasi di Xendit.

Namun, Xendit melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK 5% karyawan dari tim di Indonesia dan di Filipina pada Oktober 2022.

Pada Januari Xendit mencatat pengguna paylater atau pembayaran cicilan di platform tumbuh 10 kali lipat tahun lalu. Perusahaan mencatatkan transaksi pembayaran digital US$ 20 miliar.

Tiket.com

Startup travel agent Tiket.com disebut salah satu unicorn oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat rapat dengan Komisi VI DPR pada Agustus 2021.

Perusahaan tidak mengumumkan status tersebut. Namun sumber Bloomberg melaporkan, Tiket.com memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...