Transaksi Gojek Turun, Pendapatan Driver Ojol dan Taksi Online Naik
Gojek mencatatkan penurunan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) 7% secara tahunan alias year on year (yoy). Meski begitu, pendapatan mitra pengemudi taksi dan ojek online atau ojol meningkat, jika menghitung sejak sebelum pandemi corona.
Rincian kinerja keuangan Gojek selama Semester I sebagai berikut:
- Pendapatan bruto naik 8% dari Rp 5,5 triliun menjadi Rp 5,9 triliun
- GTV turun 7% dari Rp 28,9 triliun menjadi Rp 27 triliun
- Margin kontribusi membaik dari negatif Rp 1,3 triliun menjadi positif Rp 1,14 triliun
- Laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA yang disesuaikan naik 87% dari negatif Rp 3,1 triliun menjadi minus Rp 410 miliar
Data itu menghitung layanan:
- Berbagi tumpangan atau ride hailing seperti ojek online alias ojol GoRide, taksi online GoCar
- Pesan-antar makanan GoFood
- Pengiriman GoSend
GTV secara kuartalan juga menurun 8,6%. “Ini karena rasionalisasi insentif untuk konsumen profitabel,” kata Gojek dalam laporan keuangan GoTo Gojek Tokopedia, Rabu (15/8).
Selain itu, dipengaruhi oleh tingginya jumlah hari libur umum di Indonesia selama kuartal II atau April - Juni. Hal ini kemudian berdampak pada layanan mobilitas dan pesan-antar makanan.
Gojek memang mengurangi anggaran insentif dan pemasaran produk, termasuk diskon, 35% selama kuartal II. Ini setara dengan penghematan Rp 1 triliun dalam tiga bulan.
Transaksi Gojek Turun, Penghasilan Mitra Ojol Naik
Pendapatan 65% mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol Gojek meningkat, menurut riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau LD FEB UI. Namun ini berdasarkan survei sejak sebelum ada pandemi corona.
LD FEB UI melakukan riset terhadap 2.520 responden di Bandung, Denpasar, Jabodetabek, Makassar, Medan, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta yang terdiri dari masing-masing 840 mitra pengemudi taksi online, driver ojol, dan pengusaha kuliner GoFood.
Responden yang disurvei menggunakan layanan Gojek sejak sebelum ada pandemi corona. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara tatap muka dengan pendekatan simple random sampling, dengan margin of error 2% dan level of confidence 95%.
Alasan penghasilan mitra pengemudi ojek online atau ojol, taksi online, dan merchant Gojek meningkat yakni fleksibilitas waktu yang ditawarkan memberikan peluang lebih besar terhadap peningkatan pendapatan.
“Ini signifikan mengingat mitra Gojek merupakan kelompok masyarakat produktif yang masih memiliki keterbatasan akses ke sektor formal, apalagi di tengah berbagai tantangan ekonomi,” kata Wakil Kepala Bidang Penelitian LD FEB UI Paksi CK Walandouw dalam keterangan pers, dua pekan lalu (3/8).
Beberapa temuan utama riset LD FEB UI sebagai berikut:
- Mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol Gojek didominasi lulusan SMA
- Sebanyak 77% mitra ojol atau GoRide dan 65% mitra taksi online alias GoCar merasakan kesulitan di dalam mendapatkan pekerjaan di Kota/Kabupaten tempat tinggal
- Lebih dari 65% mitra ojol GoRide dan taksi online GoCar mengalami peningkatan pendapatan jika dibandingkan sebelum bergabung
- Sebanyak 73% mitra ojol khusus layanan pesan-antar makanan GoFood mampu meningkatkan daya saing setelah menjadi mitra pengusaha kuliner
- Sebanyak 90% mitra Gojek yakin mampu menghidupi keluarga dengan layak setelah bermitra
- Sebagian besar mitra Gojek yakin kemitraan akan membantu mereka menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi
- Mitra Gojek yakin dukungan kemitraan meringankan beban operasional mitra, serta meningkatkan kualitas hidup keluarga lewat program seperti Gojek Swadaya
- Hampir dua dari tiga mitra Gojek menilai pekerjaan fleksibel masih menjadi prioritas di dalam bekerja
“Lanskap ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, termasuk mitra pengemudi taksi dan ojek online Gojek, dalam beberapa tahun terakhir tidaklah mudah,” ujar Paksi.
“Hal ini terlihat dari mayoritas mitra GoRide dan Gocar yang memilih bergabung menjadi mitra Gojek dikarenakan oleh pemutusan hubungan kerja atau PHK maupun karena ingin mencari pendapatan tambahan,” Paksi menambahkan.
Mayoritas mitra pengemudi taksi dan ojek online Gojek mengalami kesulitan mencari pekerjaan di daerah tempat tinggalnya. “Kami melihat hadirnya ekosistem Gojek serta berbagai inisiatif di dalamnya berperan penting dalam menjaga ketahanan ekonomi para mitra, apalagi dalam memberikan akses ke pendapatan,” katanya.
“Melihat tantangan dan risiko ekonomi global yang masih cukup tinggi kedepan, skema seperti ini diharapkan dapat terus hadirkan peluang ekonomi bagi para pekerja informal serta menjaga resiliensi ekonomi domestik,” ujar dia.
Head of Region and External Relations Gojek Gede Manggala menegaskan komitmen perusahaan untuk menjadi mitra pertumbuhan bagi mitra pengemudi taksi dan ojek online, pengusaha kuliner di ekosistem.
“Ini sejalan dengan strategi kami mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan,” ujar Gede.