Tren Startup Indonesia Berpotensi Balik ke Era Sebelum Ada Unicorn

Desy Setyowati
20 Februari 2024, 14:51
pendanaan startup, unicorn,
Katadata/Desy Setyowati
Ilustrasi startup ekonomi digital

“Perkembangan seperti runway yang semakin pendek pada 2021 - 2022 dan banyaknya penutupan perusahaan yang diumumkan ke publik berdampak signifikan terhadap pola pikir investor,” kata Cento Ventures.

Dalam konteks startup, runway mengacu pada berapa lama perusahaan dapat bertahan di pasar, jika pendapatan dan pengeluaran konstan. Menurut Forbes, runway adalah waktu yang dimiliki startup sebelum kehabisan uang.

“Gambaran sebenarnya mengenai valuasi perusahaan di kawasan ini akan tetap dikaburkan oleh adanya dua ‘penopang’ yaitu putaran internal terstruktur dan utang swasta, yang diterapkan secara bebas untuk menunda penetapan harga startup di seluruh ekosistem,” Cento menambahkan.

Hal senada disampaikan oleh Co-founder sekaligus Managing Partner Monk’s Hill Ventures Peng T. Ong. "Keyakinan saya, tahun depan, Anda akan melihat pelonggaran penyebaran dana di Asia Tenggara," kata dia dikutip dari CNBC Internasional, akhir tahun lalu (19/12/2023).

Co-founder sekaligus Managing Partner Asia Antler Jussi Salovaara juga memperkirakan investasi modal ventura meningkat dalam enam bulan terakhir pada 2024. “Kami yakin akan meningkat terutama menjelang paruh kedua,” ujar dia.

Jussi memprediksi minat pendanaan ke startup tahun depan diwarnai oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga acuan, modal yang terkumpul turun, serta jumlah mitra investasi semakin terbatas dan lebih selektif.  “Jadi perlu sedikit waktu untuk pulih," katanya.

Namun untuk menarik pendanaan di tengah iklim ekonomi saat ini, startup perlu menunjukkan kepada para investor bahwa mereka memiliki jalur yang jelas dan layak untuk mendapatkan keuntungan.

"Jika 2023 menjadi tahun pergantian gigi, maka 2024 akan menjadi tahun berbelok," kata Founding Managing Partner Insignia Ventures Partners Yinglan Tan.

"Ini akan menjadi tikungan ketat, dengan tekanan dari geopolitik, suku bunga, pasar publik, lanskap kompetitif yang semakin matang yang berdampak pada monetisasi dan alokasi modal untuk perusahaan teknologi,” Tan menambahkan.

Sebelumnya, para startup cenderung memprioritaskan pertumbuhan bisnis daripada profitabilitas dengan cara ‘bakar uang’ alias promosi. Kini, dengan adanya hambatan ekonomi global yang memperlambat pertumbuhan, perusahaan rintisan terpaksa memperbaharui fokus ke profitabilitas dan lebih berhati-hati terhadap anggaran.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...