Gojek dan Grab Sepakat Beri THR Uang Tunai, Asosiasi Ojol Tetap Akan Demo Lagi

Kamila Meilina
11 Maret 2025, 09:50
Demo ojol, gojek, grab, thr,
Katadata/Kamila Meilina
Demo ojol di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2025)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Gojek dan Grab sepakat memberikan bonus mirip Tunjangan Hari Raya atau THR berupa uang tunai. Meski begitu, asosiasi pengemudi ojol Gabungan Aksi Roda Dua alias Garda Indonesia tetap berencana untuk berdemo pada Mei.

Garda merupakan asosiasi yang menggelar demo ojol di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada 27 Februari. Mereka menuntut pengurangan biaya aplikasi, terutama pada program Aceng dan Slot.

Ketua Garda Igun Wicaksono mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto mendorong aplikator seperti Gojek dan Grab untuk memberikan bonus Lebaran berupa uang tunai.

Namun Garda menyinggung soal Gojek dan Grab yang membedakan bonus Lebaran berdasarkan keaktifan mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol maupun kriteria lainnya. Asosiasi mendorong agar pemberian dan besaran bonus mirip THR ini sama rata untuk semua mitra driver.

Garda pun berencana kembali menggelar demo pada Mei. “Ini sebagai bentuk perlawanan terhadap aplikator yang telah memotong biaya aplikasi hingga mencapai hampir 50% sejak 2022,” kata Ketua Garda Igun Wicaksono dalam pernyataan pers yang diterima Katadata.co.id, Selasa (11/3).

Salah satu pengemudi ojol yang berdemo dua pekan lalu, Sri Lestari menyampaikan Aceng merupakan singkatan dari Argo Goceng. Layanan ini tersedia untuk GoFood dan GoSend Gojek.

Driver ojol yang bergabung dengan Gojek sejak 2015 itu menjelaskan Aceng adalah program argo pengiriman barang dan makanan jauh maupun dekat hanya Rp 5.000. “Ini yang diterima oleh pengemudi,” kata Sri kepada Katadata.co.id di tengah-tengah unjuk rasa, di Jakarta, dua minggu lalu (27/2).

Program Aceng Gojek itu tersedia sejak Agustus 2023. Pengemudi ojol tiba-tiba menerima notifikasi Kopdar di aplikasi. Kopdar adalah forum rutin yang mempertemukan Gojek dengan para pengemudi ojol guna memahami kendala dan kebutuhan mitra.

“Begitu kami membuka tautan atau link tersebut, tiba-tiba kami masuk ke akun Aceng. Jadi tidak semua pengemudi ojol, tetapi rerata yang baru bergabung (menjadi mitra), masuk ke akun Aceng karena belum tahu,” ujar Sri. “Ganti akun sulit, karena pelat motor dan KTP sudah tercatat.”

Ia menceritakan pengemudi ojol yang mengikuti program Aceng hanya menerima Rp 5.000. Sementara itu, ia mencoba untuk memesan GoFood dan yang harus dibayarkan oleh konsumen Rp 20 ribu.

Dengan asumsi angka tersebut, ia menduga aplikator mengambil biaya aplikasi 75%.

Katadata.co.id mengonfirmasi hal tersebut kepada Gojek. Namun belum ada tanggapan.

Mitra pengemudi ojol Grab Wawan juga bercerita mengenai program Slot. Jika bergabung dengan program ini, akun Reguler otomatis non-aktif. Begitu pun sebaliknya.

Dia membandingkan jumlah order di akun Slot dan Reguler. Hasilnya, jumlah pesanan saat ia mengaktifkan akun Reguler, lebih sedikit dibandingkan ketika memakai Slot.

Ia juga membandingkan tarif ojol di akun Reguler miliknya dengan Slot di aplikasi rekannya. Wawan mengetahui bahwa biaya aplikasi yang diambil aplikator lebih dari 50%.

“Konsumen membayar Rp 15 ribu, yang diterima teman saya hanya sekitar Rp 7.000 (berkurang 53,3%),” kata dia kepada Katadata.co.id.

Tantangan lainnya dalam menggunakan akun Slot yakni jarak tempuh pengemudi ojek online berpotensi jauh. Ia mencontohkan driver ojol yang memiliki akun Slot berdomisili di Jakarta Timur, dan ingin beroperasi di dekat rumah.

“Kalau slot di wilayah itu sudah penuh, maka driver ojol tersebut akan ‘dilempar’ ke wilayah lain seperti Bekasi,” ujar Wawan.

Mitra pengemudi ojol lainnya Marhali menyampaikan cara kerja akun Slot di Gojek mirip dengan Grab. “Akun Reguler dibuat ‘anyep’. Pernah sehari hanya menerima Rp 7 ribu (karena tidak memakai Slot),” katanya.

Katadata.co.id mengonfirmasi hal itu kepada Gojek dan Grab. Namun belum ada tanggapan. 

Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia atau SPAI Lily Pujiati belum berencana kembali menggelar demo. Asosiasi ini sebelumnya mengajak ratusan pengemudi berunjuk rasa pada 17 Februari.

Rincian tuntutan SPAI saat itu di antaranya:

  • Mengatur pengemudi taksi dan ojek online alias ojol sebagai pekerja tetap, karena telah memenuhi unsur pekerjaan, upah dan perintah dalam hubungan kerja.
  • Menuntut ada pemberian THR satu bulan upah pada H-30 sebelum Hari Raya. Hal ini menyusul langkah Kementerian Ketenagakerjaan atau Kemenaker yang tengah membahas aturan THR untuk pekerja digital.
  • Menolak hubungan kemitraan yang menjanjikan fleksibilitas, karena dinilai sebagai dalih platform untuk menghindari kewajiban membayar THR dan hak-hak pekerja kepada pengemudi ojol, taksi online, dan kurir.

Kini Gojek dan Grab sepakat untuk memberikan bonus mirip THR berupa uang tunai kepada mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...