East Ventures Pimpin Investasi Rp 18,7 Miliar di Startup Kedai Sayur
Startup di bidang digitalisasi tukang sayur keliling, Kedai Sayur mengumumkan pendanaan tahap awal US$ 1,3 juta atau sekitar Rp 18,7 miliar. Pendanaan itu dipimpin oleh modal ventura East Ventures.
Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menyampaikan, pekerjaan sebagai pedagang sayur keliling sudah lama ada dan berkembang di Indonesia. Bahkan, pedagang sayur keliling tetap eksis kendati supermarket dan toko kelontong kian menjamur. Hal itu menunjukkan, bahwa pedagang sayur keliling masih menjadi pilihan konsumen.
Karena itu, ia mendukung Kedai Sayur yang memberikan akses teknologi kepada tukang sayur. “Juga meningkatkan rantai pasokan di Indonesia. Pedagang sayur keliling tradisional merupakan kearifan lokal yang sudah ada sejak lama dan kami mau mempertahankan budaya tersebut dengan sentuhan teknologi,” ujar dia dalam siaran pers, Senin (27/5).
(Baca: East Ventures Danai Startup Besutan Andien dan Bams, The Fit Company)
Kedai Sayur didirikan pada Oktober 2018 oleh Adrian Hernanto, Ahmad Supriyadi dan Rizki Novian. Adrian menjabat sebagai CEO Kedai Sayur. Sebelumnya, ia bekerja sebagai Deputy Director of Business Process dan IT Triputra Group.
Adrian mengatakan, dana segar ini rencananya digunakan untuk merekrut lebih banyak pedagang sayur. “Kami percaya bahwa misi kami mampu meningkatkan kehidupan para tukang sayur dengan membebaskan mereka dari jam kerja yang tidak teratur dan berbagai kesempatan untuk mendapat penghasilan tambahan,” ujar dia.
Saat ini, Kedai Sayur memiliki 2 ribu mitra di Jakarta. Ia mencatat, jumlah mitra meningkat hingga 60% setiap bulannya. Sebanyak 80% mitra tercatat aktif menjual produk. Total nilai penjualan barang (gross merchandise value/GMV) Kedai Sayur pun tumbuh lima kali lipat dalam empat bulan terakhir.
(Baca: East Ventures Pimpin Pendanaan Startup Advotics US$ 2,7 Juta )
Menurut dia, potensi layanan pedagang sayur keliling ini cukup besar. Pada 2017, jumlah konsumsi produk segar di Jakarta, Bandung, dan Surabaya diperkirakan mencapai US$ 8,4 miliar atau setara Rp 120,9 triliun. Hampir seluruh produk segar tersebut dijual dan didistribusikan melalui pedagang keliling yang dikenal dengan sebutan tukang sayur.
Hanya, berdasarkan kajiannya, pedagang sayur kesulitan dalam mendapatkan produk berkualitas tinggi dengan harga terbaik dari satu sumber. Kedai Sayur fokus mengatasi persoalan ini melalui kerja sama dengan beberapa petani dan mitra lainnya untuk mendapatkan produk segar.
Tukang sayur yang bergabung dapat mengakses produk segar berkualitas dengan harga kompetitif melalui aplikasi Kedai Sayur. Nantinya, mitrabisa mengambil produk tersebut di titik drop-off terdekat. “Melalui jaringan kami yang luas dan penggunaan teknologi, kami percaya bisa memberdayakan pasar produk segar,” katanya.
Kedai Sayur juga menawarkan kendaraan distribusi jenis baru yang disebut Si Komo, singkatan dari Kedai on Mobile kepada mitranya. Kendaraan ini bisa dialihfungsikan untuk layanan lain seperti pengantaran paket ataupun menjual makanan. Kedai Sayur pun menawarkan program pembiayaan bagi mitranya yang ingin mendapatkan Si Komo.
(Baca: Raih Pendanaan Pra-Seri A, Bobobox Targetkan 1.000 Kamar Hotel Kapsul)