Gojek & Jejak.in: Sulit Buat Teknologi Emisi Karbon Incaran Elon Musk

Fahmi Ahmad Burhan
4 Februari 2021, 16:13
Gojek & Jejak.in: Sulit Buat Teknologi Emisi Karbon Incaran Elon Musk
ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Pesawat udara mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda yang diselimuti kabut asap di Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Senin (23/9/2019).

Sedangkan yang diinginkan oleh Elon Musk yakni teknologi menangkap emisi karbon. Sejauh ini, maskapai asal AS United Airliner yang berinvestasi untuk mengembangkan teknologi yang dapat menyedot gas karbon dioksida dari atmosfer.

Washington Post melaporkan, United Airlines merupakan maskapai AS pertama yang mengambil langkah untuk menangkap emisi karbon.

"Krisis (pandemi corona) ini akan berakhir," tulis kepala eksekutif United Scott Kirby di Medium pada Desember 2020, dikutip dari Washington Post, pertengahan bulan lalu (12/1). “Itulah sebabnya kami tetap berfokus pada krisis lain yang akan memaksa kita semua untuk mengubah perilaku dengan cara yang jauh lebih dramatis daripada yang pernah dilakukan saat pandemi, yakni krisis perubahan iklim.”

Kepala eksekutif Carbon Engineering Steve Oldham menilai, United Airliner mengambil pendekatan yang tidak biasa untuk dekabronisasi dengan mengembangkan teknologi penangkapan karbon. “Ketika sebagian besar berpikir mereka harus menghentikan emisi, Anda memiliki perusahaan yang sangat kredibel dengan kebutuhan nyata, yang mengatakan bahwa cara terbaik menangani emisi yakni dengan menghilangkannya,” kata dia.

Gojek dan Jejak.in Tanam 1.500 Pohon Lewat GoGreener

Kendati sulit mengembangkan teknologi penangkap emisi karbon, Gojek dan Jejak.in berfokus menguranginya lewat fitur GoGreener Carbon Offset. Melalui ‘tools’ ini, pengguna bisa menghitung jumlah emisi karbon dari kendaraan yang dipakai sehari-hari dan mengonversinya dengan menanam pohon. 

Fitur itu hadir dalam bentuk kartu acak atau shuffle card digital di halaman depan aplikasi Gojek mulai September tahun lalu (14/9/2020). Pengguna bisa memasukkan data, seperti rata-rata jarak penggunaan kendaraan setiap harinya.

Nantinya akan dihitung jumlah karbon yang dihasilkan oleh pengguna, dan berapa pohon yang harus ditanam untuk mengimbanginya. Penghitungan jumlah karbon menggunakan scientific carbon calculator. Pengguna juga dapat membeli pohon langsung melalui aplikasi. Gojek dan mitra di lokasi konservasi akan menanam pohon tersebut.

Saat ini, ada 1.500 pohon mangrove atau bakau yang dibeli oleh pengguna Gojek. Pohon itu ditanam di Jakarta, Demak, dan Bontang pada akhir tahun lalu.

Program Manager GoGreener Carbon Offset Yoanita Simanjuntak mengatakan, perusahaan memperluas cakupan karbon yang akan diserap pada tahun ini. "Apalagi sekarang masih tren bekerja dari rumah atau WFH. Pastinya penggunaan alat elektronik (yang menghasilkan emisi karbon) semakin tinggi," katanya.

Gojek dan Jejak.in juga memperluas cakupan penanaman di dua lokasi yakni Semarang dan Surabaya. Kedua kota ini dipilih karena rawan abrasi. Penanaman mangrove diharapkan menahan wilayah ini dari abrasi.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...