Mengenal Kabel Laut JaSuKa, Sumber Gangguan IndiHome dan Telkomsel
Layanan IndiHome dan Telkomsel mengalami gangguan pada Minggu (19/9). Ini karena ada masalah pada sistem komunikasi kabel laut (SKKL) Jawa, Sumatera, dan Kalimantan (JaSuKa).
VP Corporate Communication Telkom Pujo Pramono mengatakan, kabel JaSuKa yang mengalami gangguan akhir pekan lalu itu berada di ruas Batam - Pontianak. Berdasarkan identifikasi, gangguan berasal dari titik sekitar 1,5 kilometer (km) lepas pantai Batam pada kedalaman 20 meter bawah permukaan laut.
Kendala pada kabel JaSuKa itu membuat layanan internet Telkom Group baik fixed maupun mobile broadband mengalami gangguan di beberapa wilayah. "Dengan diketahuinya titik gangguan, kami langsung berupaya melakukan perbaikan," kata Pujo, kemarin (20/9).
Layanan internet IndiHome dan Telkomsel pun mulai pulih pada Senin pagi (20/9).
Telkom mengembangkan kabel JaSuKa sejak 2006. Kabel ini melintang di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Bandar Lampung, Batam, Baturaja, Dumai, Jakarta, Jambi, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Rantu Prapat, Sibolga, Tanjung Pakis, Tanjung Pandan, Teping Tinggi hingga Bandar Bukit Tinggi, Malaysia.
Kabel JaSuKa memiliki empat kanal 40 gigabit per detik (40G). Sedangkan kapasitas daya tampung hingga 16 kali lipat dibandingkan jalur konvensional.
Pada 2013, kabel JaSuKa juga pernah mengalami gangguan yang menyebabkan layanan Telkom bermasalah. Saat itu, kabel JaSuKa di ruas Jakarta - Tanjung Pandan putus.
Selain Telkom, permasalahan pada kabel JaSuKa menyebabkan layanan Smartfren mengalami gangguan saat itu.
Menurut situs Submarine Cable Map, kabel yang sepenuhnya dimiliki oleh Telkom itu memiliki panjang 10.860 km. Sedangkan panjang kabel lain yakni Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Denpasar, dan Makasar (JaKa2LaDeMa)hanya 1.700 km.
Telkom sendiri, secara keseluruhan memiliki SKKL dengan panjang 167.935 km.
Dibandingkan dengan SKKL lain di dunia, kabel JaSuKa milik Telkom tergolong cukup panjang. Kabel Echo milik Facebook dan Google misalnya, panjangnya 17.184 km.
Mengacu pada data TeleGeography pada 2021, ada sekitar 426 kabel di dunia dengan panjang total 1,3 juta km.
TeleGeography menjelaskan, kabel bawah laut seperti JaSuKa menggunakan teknologi serat optik. Laser di satu ujung menembak dengan kecepatan yang sangat cepat menuruni serat kaca tipis ke reseptor di ujung kabel yang lain.
Serat kaca itu dibungkus dengan lapisan plastik. Terkadang menggunakan kawat baja untuk perlindungan.
Kabel bawah laut tersebut membawa data digital, berupa konten musik hingga video. "Kabel bawah laut dibangun di antara lokasi yang memiliki sesuatu yang penting untuk dikomunikasikan," demikian dikutip dari TeleGeography.
Seiring dengan pertumbuhan bandwidth secara besar-besaran, kabel bawah laut pun semakin marak. Bahkan, raksasa teknologi seperti Google, Facebook, Microsoft, dan Amazon mengembangkan kabel bawah laut sendiri.