Diperlukan Penguatan Ekosistem dan Ketersediaan Spektrum Teknologi 5G

Anshar Dwi Wibowo
Oleh Anshar Dwi Wibowo - Tim Publikasi Katadata
26 Oktober 2021, 10:35
Diperlukan Penguatan Ekosistem dan Ketersediaan Spektrum Teknologi 5G
Katadata

Bagaimana 5G yang sebenarnya?

Umumnya, 5G banyak mendapat sorotan berkat kemampuannya menghasilkan kecepatan koneksi ratusan kali lipat dibandingkan 4G. Bahkan, dapat setara dengan kecepatan WiFi. 5G juga memiliki kapasitas besar dan latensi rendah mendekati 0, yang memungkinkan pengiriman sinyal dengan cepat.

Sigit menilai ada potensi pengembangan yang luar biasa dengan 5G. Kita dapat mengeksplorasi banyak use case untuk variabel pasar yang lebih beragam. 5G mampu menghubungkan berbagai perangkat dan mengirimkan informasi dengan cepat. Dengan keunggulan ini, 5G digadang-gadang dapat mendorong efisiensi dan produktivitas di sektor-sektor kompleks, seperti industri retail dan manufaktur. 

Dalam ruang lingkup yang lebih luas, 5G memampukan masyarakat, perusahaan, pelaku usaha di berbagai sektor, hingga pemerintahan untuk memanfaatkan teknologi terkini, seperti Internet of Things (IoT), big data, cloud, smart city, AI, drone, atau mobil otonomos sekalipun. Ambil contoh, pemantauan sektor lalu lintas, pengembangan robot untuk pendidikan, atau pemantauan kondisi air bagi sektor perikanan. 

Di sini, peran pemerintah dan pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk mendorong literasi masyarakat akan manfaat praktis 5G ketimbang hanya membesar-besarkan ketersediaan jaringannya saja. 

Masyarakat perlu memahami bahwa 5G tidak melulu perkara download dan upload konten multimedia. Bentuk literasi ini dapat dimulai dari hal yang sederhana, seperti memperkenalkan aplikasi-aplikasi untuk mengakses informasi dan berkomunikasi sehingga masyarakat tidak gagap teknologi. 

Selain literasi, pemerintah dan pihak terkait juga perlu menyiapkan kurikulum belajar yang relevan mengingat teknologi cepat sekali berkembang. Dengan begitu, Indonesia dapat mencetak talenta unggul yang mampu mewujudkan use case di atas dengan mengembangkan produk/perangkat/layanan sendiri.

Hal ini juga sempat ditekankan oleh Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo Ismail. Menurutnya, kemampuan 5G tidak hanya sebatas pada peningkatan user experience pada human-to-human communications, tetapi juga human-to-machine communications, dan machine-to-machine communications.

Maka itu, ia menilai pengembang lokal berbasis komunitas perlu terus diberikan kesempatan dan pembinaan berkelanjutan. Hal ini dikarenakan Indonesia perlu mendorong aplikasi lokal yang dapat menjadi killer apps 5G. 

“Kementerian Kominfo sedang merancang lima aspek kebijakan komprehensif, yaitu regulasi, ketersediaan spektrum, model bisnis yang efisien dan fleksibel, infrastruktur yang memadai, serta kesiapan perangkat, ekosistem, dan talenta digital untuk mengakomodasi pengembangan 5G di masa depan,” katanya.

Informasi lebih lanjut tentang literasi digital dapat diakses melalui info.literasidigital.id.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...