Kenapa Data Pasien Rumah Sakit Jadi Incaran Hacker Tahun Ini?
Kemudian data eHAC atau Indonesian Health Alert Card di aplikasi versi lama diduga bocor pada Agustus 2021. Sertifikat vaksinasi Covid-19 Presiden Jokowi beredar di media sosial pada September 2021. Kebocoran diduga dari Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Laporan Indonesia Cyber Security Independent Resilience Team (CISRT) menyebutkan, kerugian materil dari kebocoran 279 juta data peserta BPJS Kesehatan mencapai Rp 600 triliun.
Perhitungan itu berdasarkan dampak peretasan nomor kontak pribadi dan akun media sosial secara masif. Data-data ini bisa dimanfaatkan untuk kejahatan siber seperti penggunaan pinjaman online yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, angka kerugian itu memperhitungkan dampak kebocoran data terhadap program pemerintah. Data pribadi masyarakat yang tersebar secara masif ini bisa mengganggu program pemerintah.
Pakar keamanan siber di Vaksincom Alfons Tanujaya menilai, perhitungan kerugian hingga ratusan triliun itu mengasumsikan satu data dijual sekian rupiah. Selain itu, data yang bocor termasuk Kartu Tanda Penduduk (KTP).
“Hal itu akan memicu masifnya eksploitasi data kependudukan," ujar Alfons kepada Katadata.co.id, pertengahan tahun lalu (25/6/2021).
Data kependudukan rawan dimanfaatkan untuk berbagai aksi kejahatan siber. Ia mencontohkan, dapat dipakai untuk membuka rekening bank yang menampung hasil kejahatan.
"Risikonya adalah penyalahgunaan data kependudukan. Implikasinya bisa digunakan untuk pemalsuan KTP dan pembukaan rekening bank bodong," ujarnya.