Tantangan Pers RI Era Digital: Masyarakat Andalkan Instagram Dkk
Survei Katadata Insight Center (KIC) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan, masyarakat mengandalkan media sosial untuk mencari berita dibandingkan di media massa, seperti televisi dan media cetak. Ini menjadi tantangan bagi pers Tanah Air di era digital.
Ketua Dewan Pengurus Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) Arifin Asydhad mengatakan, perkembangan teknologi digital yang masif, seperti munculnya media sosial, membuat media massa di Indonesia menjadi canggung.
"Alhasil, muncul ancaman seperti berita umpan klik (clickbait) dengan judul bombastis, penjiplakan hasil karya orang lain tanpa izin hingga hoaks. Ini praktik yang harus dihentikan," kata Arifin dalam diskusi The Editor's Talk dari Forum Pemimpin Redaksi (Pemred), Selasa (8/2).
Berdasarkan laman resmi Kominfo, berita clickbait adalah berita dengan judul bombastis dan memberikan informasi tidak utuh. Ini membuat pembaca penasaran dan mengeklik tautan berita.
"Media harus berbenah dengan ketaatan kode etik jurnalistik," kata Arifin.
Dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN), Forum Pemred pun mengampanyekan jurnalisme berkualitas (good journalism). "Ini langkah bersama menyamakan persepsi di tengah tantangan yang perlu dihadapi untuk beradaptasi dengan teknologi informasi," katanya.
Menteri Kominfo Johnny G Plate mengatakan, kampanye jurnalisme berkualitas penting untuk menciptakan iklim media massa yang sehat. "Informasi berbasis data aktual dan faktual, serta bertanggung jawab," katanya.
Ia berharap, media atau pers menyajikan konten yang tidak hanya melaporkan, tetapi juga mempunyai daya analisis kritis dan menjaga humanisme masyarakat.
"Era digital menjadi batu loncatan agar insan pers dapat semakin berkembang di tengah disrupsi," katanya.
Sebelumnya, survei KIC dan Kominfo menyebutkan bahwa 73% dari 10 ribu responden mengatakan, media sosial merupakan sumber yang biasanya diandalkan untuk mendapatkan informasi. Disusul televisi (59,7%), berita online (26,7%), dan situs resmi pemerintahan (13,9%).
“Media sosial paling banyak diakses oleh masyarakat karena informasi yang dihasilkan juga lebih banyak,” demikian isi laporan, bulan lalu (20/1).
Meski begitu, televisi menjadi sumber media yang paling dipercaya masyarakat Indonesia, yakni 47%. Kemudian media sosial (22,4%) dan situs pemerintah (17,9%). Hanya 8% responden yang percaya berita online.