Usai Minta Rombak Bisnis & Tunda IPO, Cina Tekan Lagi Fintech Jack Ma

Fahmi Ahmad Burhan
23 Februari 2022, 09:26
Ant Group, cina, alibaba, jack ma, fintech
Lowy Institute
Ant Group

Pemerintah Cina meminta Ant Group milik Jack Ma menunda pencatatan saham perdana alias IPO dan mengubah bisnis sejak akhir 2020. Kini, Beijing meminta perusahaan milik negara memeriksa investasi mereka terhadap raksasa fintech ini.

Tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut menyebutkan, regulator Cina meminta perusahaan milik negara memulai putaran pemeriksaan baru kepada Ant Group. Tujuannya, mengetahui investasi mereka dan hubungan lainnya dengan raksasa fintech besutan Jack Ma itu. 

"Di antara perusahaan-perusahaan milik negara itu ada bank dan non-bank, termasuk entitas yang telah diminta oleh pihak berwenang melakukan pemeriksaan," kata ketiga sumber yang menolak disebutkan namanya, dikutip dari Reuters, Selasa (22/2).

Permintaan itu diajukan pekan lalu. Namun, belum jelas apakah perusahaan milik negara diberi tenggat waktu untuk menyerahkan informasi atau tidak.

Otoritas meminta perusahaan milik negara menyerahkan rincian investasi dalam bentuk ekuitas dan eksposur ke sekuritas beragun aset, terkait Ant Group.

Bulan lalu, salah satu dari empat perusahaan manajemen aset milik negara terbesar di Cina yakni China Cinda Asset Management Co Ltd, mengumumkan penghentian investasi di Ant Group.

Cinda membatalkan kesepakatan untuk membeli 20% saham sekitar US$ 944 juta karena tekanan dari otoritas negara.

Hal itu menambah kekhawatiran investor. Pemerintah Cina dinilai dapat melanjutkan tindakan kerasnya tahun ini.

Tekanan Tiongkok juga memicu aksi jual di sektor teknologi pada Selasa (22/2). Saham afiliasi Ant Group, Alibaba turun 5,3% ke level terendah sejak 28 Januari.

Pada akhir 2020, pemerintah Cina meminta Ant Group menunda IPO. Padahal, raksasa teknologi ini diperkirakan meraup dana segar US$ 37 miliar atau setara Rp 536,5 triliun jika jadi IPO.

Nilainya mengalahkan rekor Saudi Aramco US$ 29,4 miliar atau Rp 426,3 triliun di bursa Riyadh pada Desember 2019.

Namun, IPO itu gagal setelah pendiri Ant Group Jack Ma dipanggil pemerintah Tiongkok pada November 2020.

Setelah itu, regulator bidang keuangan Cina meminta Ant Group merombak bisnis. "Kami meminta mereka ‘memperbaiki’ layanan pinjaman, asuransi, dan manajemen kekayaan atau investasi,” kata People's Bank of China (PBOC) dalam pernyataan resmi, dikutip dari Bloomberg, pada 2020.

Pada Februari 2021, Ant Group setuju untuk merombak bisnis. Perusahaan afiliasi Alibaba ini bakal menjadi perusahaan induk yang dapat diatur seperti bank.

Fintech yang didirikan oleh Jack Ma itu pun menggaet perusahaan yang didukung pemerintah dan bersiap IPO. Ant Group berencana membuat unit bisnis layanan penilaian kredit (credit scoring) sebelum IPO.

Raksasa fintech itu menggandeng perusahaan yang didukung pemerintah untuk patungan saham. Unit bisnis credit scoring ini bernama JV.

Sedangkan perusahaan yang didukung Cina yang digaet oleh Ant Group yakni Hangzhou Finance and Investment Group, serta Zhejiang Electronic Port. 

"Perusahaan-perusahaan yang didukung oleh negara kini akan mengambil saham yang cukup besar di Ant Group untuk pertama kalinya," kata tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters, akhir tahun lalu (1/9/2021).

Namun kini, pemerintah Cina menekan perusahaan milik negara untuk memeriksa investasi di Ant Group.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...