Pemerintah Raup Rp 18,4 Triliun dari SR016, Sukuk Ritel Pertama 2022
Pemerintah meraup dana Rp 18,4 triliun dari penerbitan sukuk ritel perdana tahun ini yaitu, seri SR016. Jumlah investor golongan milenial yang ikut membeli SR016 sebanyak 18.416 orang, tertinggi sepanjang penerbitan sukuk ritel yang diperdagangkan atau tradable.
"Walaupun tidak ada seri sukuk ritel yang jatuh tempo di awal tahun, animo masyarakat sangat tinggi untuk berinvestasi di SR016," tulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan dalam keterangan resminya, Senin (21/3).
Meski demikian, volume pembelian SR016 ini sebenarnya lebih rendah dibandingkan penerbitan sukuk ritel seri sebelumnya, yakni SR015. Saat itu, yang mencatat volume pembelian Rp 27 triliun.
SR016 merupakan instrumen sukuk ritel pertama pada 2022. Selain itu, dengan mempertimbangkan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder serta likuiditas di pasar yang memadai, SR016 ditawarkan dengan kupon terendah sepanjang sejarah penerbitan sukuk ritel tradable yaitu sebesar 4,95%.
Sukuk Ritel seri SR016 ini menggunakan akad Ijarah Asset to be Leased atau aset yang akan disewakan, dengan menggunakan Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 sebagai aset dasar atau underlying assets.
Jumlah investor yang ikut membeli SR016 ini sebanyak 44.579 orang, lebih rendah dibandingkan penawaran SR015 sebanyak 49.027 orang. Meski demikian, keterlibatan investor generasi milenial pada penerbitan sukuk ritel kali ini lebih banyak.
"Generasi milenial yang membeli SR016 tercatat sebanyak 18.416 orang, atau 41,31% dari total investor, merupakan yang terbesar sepanjang penerbitan sukuk ritel tradable dengan platform e-SBN," kata DJPPR.
Namun, secara nominal, volume pembelian oleh generasi milenial ini hanya sebesar Rp 3,57 triliun atau kurang dari seperlima total penjualan.
Generasi Z yang membeli SR016 sebanyak 586 investor atau 1,31% dari total investor. Ini juga tercatat sebagai yang terbesar sepanjang penerbitan sukuk Ritel tradable dengan platform e-SBN. Total pembelian oleh Generasi Z sebesar Rp 149,52 miliar atau 0,81% dari total penjualan. Rata-rata pembelian oleh investor Generasi Z sebesar Rp 255,16 juta.
Rata-rata pemesanan SR016 sebesar Rp 412,96 juta, terendah sepanjang penerbitan SBN Ritel tradable dengan platform e-SBN. Hal ini sebagai dampak dari penurunan maksimum pemesanan menjadi Rp 2 miliar per investor.
Jumlah investor yang membeli SR016 dengan nominal Rp 1 juta atau satu unit sebanyak 3.008 investor. Jumlah pembeli RP 1 juta ini mencakup 6,75% dari total investor SR016, proporsi ini tercatat sebagai yang terbesar sepanjang penerbitan sukuk Ritel dengan platform e-SBN.
Dari sisi profesi, investor wiraswasta mencatat nominal pembelian terbesar yaitu Rp 7,13 triliun atau 38,73% dari total penjualan. Investor pegawai swasta merupakan jumlah investor terbanyak yaitu 14.344 investor atau 32,18% dari total investor. Dominasi investor wiraswasta dari sisi nominal pemesanan dan pegawai swasta dari sisi jumlah investor mengalami penurunan dibandingkan seri sebelumnya.
Sementara itu, partisipasi investor ASN/TNI/Polri meningkat dibandingkan dua seri SR sebelumnya. Partisipasi kelompok investor ini pada penerbitan SR016 sebanyak 2.990 orang atau 6,71% dari total investor. Sementara total pembeliannya sebesar Rp 927,94 miliar atau 5,04%.
"Dalam penerbitan SR016, jumlah investor baru tercatat sebanyak 20.293 investor atau 45,52% dari total investor, dengan nominal pembelian sebesar Rp 6,19 triliun atau 33,63% dari total penjualan," kata DJPPR.
Secara spasial, nominal penjualan terbesar terjadi di provinsi DKI Jakarta, yaitu Rp 6,81 triliun atau 36,99% dari total penjualan, jumlah investornya sebanyak 13.876 orang atau 31,13% dari total investor. Dominasi pemesanan dan investor dari DKI Jakarta pada SR016 relatif sama dengan seri-seri sukuk Ritel sebelumnya.