Startlink Milik Elon Musk Rambah Bisnis Wifi

Fahmi Ahmad Burhan
4 Juli 2022, 09:23
Starlink, elon musk, space-X, wifi
Instagram/@Starlink_satellites
Logo Starlink. Perusahaan milik Elon Musk ini telah mendapatkan persetujuan penyediaan layanan wifi dari Komisi Komunikasi Federal alias FCC.

Anak usaha SpaceX, Starlink telah mendapatkan persetujuan penyediaan layanan wifi dari Komisi Komunikasi Federal alias FCC. Perusahaan besutan Elon Musk ini akan menyasar pasar pesawat terbang hingga kapal pesiar.

FCC mengumumkan keputusannya pada akhir bulan lalu (30/6) yang mengizinkan Starlink untuk memperluas kesepakatan dengan perusahaan penerbangan. “Mengizinkan terminal kelas baru untuk sistem satelit SpaceX dalam memperluas jangkauan kemampuan broadband, karena permintaan pengguna terus meningkat," kata FCC dikutip dari Gizmodo pada akhir pekan lalu (2/7). 

Starlink memang menyediakan layanan wifi itu untuk pasar yang membutuhkan konektivitas saat di perjalanan. Ini termasuk kendaraan rekreasi, kapal barang dari Eropa ke pelabuhan Amerika Serikat (AS), dan pesawat dalam penerbangan domestik atau internasional.

Melalui izin dari FCC ini, induk usaha mereka SpaceX dapat menjalin lebih banyak kemitraan dengan klien komersial.  

Pada April lalu, Starlink telah mengumumkan kemitraan pertamanya dengan maskapai penerbangan, Hawaiian Airlines untuk menyediakan wifi gratis dalam penerbangan. Delta Airlines juga mulai menguji internet Starlink di dalam penerbangannya.

Bulan lalu, jalur pelayaran Royal Caribbean juga meminta agar Starlink dapat menyediakan internet broadband di atas kapal pesiar mereka.   

Dalam memenuhi permintaan layanan internetnya, Starlink memperkenalkan fitur portabilitas pada Mei. Fitur ini memungkinkan pengguna membawa antena satelit internet mereka saat bepergian dengan tambahan biaya US$ 25 per bulan. Fitur ini dirancang khusus untuk pemilik kendaraan rekreasi.  

Starlink merupakan anak usaha SpaceX yang bergerak di bidang infrastruktur internet. Perusahaan ini menyediakan ribuan satelit kecil yang dikirim secara massal ke orbit bumi pada posisi rendah.

Dikutip dari CNET, Starlink mulai gencar mengembangkan layanannya sejak 2021. Namun, pengembangan jaringan sebenarnya sudah dimulai sejak 2015. Kemudian, satelit prototipe pertama diluncurkan ke orbit pada 2018.

Sejak saat itu, SpaceX mengerahkan ribuan satelit Starlink ke orbit rendah. Total, ada lebih dari 2.000 satelit yang telah mengorbit.

Starlink berencana meluncurkan 42.000 satelit untuk menyediakan internet broadband ke berbagai belahan dunia. Starlink saat ini telah menyediakan konektivitas ke beberapa bagian negara, seperti AS, Kanada, Selandia Baru, beberapa bagian Australia, Inggris Raya, dan beberapa negara Eropa.

Melalui satelit orbit rendah itu, Starlink menyediakan layanan internet terutama ke bagian lain di dunia yang belum memiliki akses internet broadband berkecepatan tinggi.

Menurut situs pelacak kecepatan internet Ookla, kecepatan unduh dari satelit Starlink selama kuartal keempat 2021 mencapai 100 megabit per detik (Mbps) di 15 negara berbeda. 

Di AS, Starlink menawarkan kecepatan unduh rata-rata sekitar 105 Mbps dan kecepatan unggah rata-rata sekitar 12 Mbps. Kecepatannya lima atau enam kali lebih baik dari rata-rata pesaingnya seperti Viasat dan HughesNet.

"Penggunanya dapat mengharapkan kecepatan data bervariasi dari 50 hingga 150 Mbps dan latensi dari 20 hingga 40 milidetik di sebagian besar lokasi selama beberapa bulan ke depan," kata Starlink dikutip dari CNET pada Mei (14/5).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...