Komet Langka C/2022 E3 ZTF Muncul Malam Ini Setelah 50.000 Tahun
Komet menjadi terang saat mendekati matahari, karena material di permukaannya berubah dari es padat menjadi gas atau disebut sublimasi. Ini menunjukkan sifat sebenarnya dari C/2022 E3 (ZTF) dan mengisyaratkan potensi visibilitasnya di atas Bumi.
“Komet itu terbuat dari es dan debu, dan memancarkan aura kehijauan,” kata Astrofisikawan di Observatorium Paris Nicolas Biver kepada AFP dikutip dari Aljazeera, tiga pekan lalu (7/1).
Diameter komet langka itu diperkirakan satu kilometer atau jauh lebih kecil daripada Neowise. Neowise merupakan komet terakhir yang terlihat dengan mata telanjang, yang melewati Bumi pada Maret 2020.
Ukuran komet langka C/2022 E3 (ZTF) juga jauh lebih kecil ketimbang Hale-Bopp, yang melintas pada 1997 dengan diameter sekitar 60 kilometer.
“Oleh karena itu, kemungkinan komet C/2022 E3 (ZTF) tidak akan terlalu besar ketika melewati bumi dalam jarak paling dekat pada 1 Februari,” kata Biver.
Namun, “bisa jadi objek (komet langka itu) dua kali lebih terang dari yang diperkirakan,” tambah dia.
Komet langka tersebut diyakini berasal dari Awan Oort, suatu teori bola luas yang mengelilingi tata surya yang merupakan rumah bagi benda-benda es misterius.
Komet langka itu terakhir kali melewati Bumi pada periode Zaman Paleolitikum atau zaman batu mutuada, ketika Neanderthal masih hidup. Neanderthal adalah jenis manusia purba yang hidup di Eurasia hingga sekitar 40.000 tahun lalu.
“Setelah melewati Bumi, komet akan dilempar secara permanen dari tata surya,” kata Biver.
Profesor fisika di California Institute of Technology yang bekerja di Zwicky Transient Facility Thomas Prince mengatakan bahwa jarak dekat komet dengan Bumi memudahkan teleskop untuk mengukur komposisi saat Matahari mendidih.
"Kunjungan langka ini memberi kita informasi tentang penghuni tata surya jauh di luar planet yang paling jauh,” kata Prince.
Prince mengatakan akan ada komet yang melintasi langit Bumi pada 10 Februari. Komet akan melintas dekat Mars.