Pelopor AI Tinggalkan Google, Peringatkan tentang 'bahaya' Teknologi

Lavinda
Oleh Lavinda
3 Mei 2023, 12:12
AI
ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/YU
Pekerja kreatif starup membuat desain animasi saat mengembangkan game edukasi di Educa Studio, Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (10/2/2023).

Geoffrey Hinton, yang dikenal sebagai pionir kecerdasan buatan atau 'Godfather of AI', mengkonfirmasi bahwa dirinya berhenti bekerja pada Google sejak pekan lalu. Hal itu dilakukan untuk memberi sinyal bahwa ada dampak bahaya dari teknologi yang dia bantu kembangkan.

Dikutip dari New York Times, Hinton merintis karya berupa jaringan netral untuk membentuk sistem kecerdasan buatan yang menggerakkan banyak produk saat ini.

Dia bekerja paruh waktu di Google selama lebih dari satu dekade dalam upaya pengembangan AI raksasa teknologi itu. Tetapi di saat yang sama, dia khawatir bahwa teknologi yang diciptakan membawa kerusakan yang serius.

"Saya menghibur diri dengan alasan normal: Jika saya tidak melakukannya, orang lain akan melakukannya," kata Hinton kepada New York Times yang pertama kali melaporkan keputusannya, dikutip Rabu (3/5).

Dalam cuitan di akun Twitternya pada Senin (1/5), Hinton mengatakan dia meninggalkan Google agar bisa berbicara dengan bebas tentang risiko AI, bukan karena keinginan untuk mengkritik Google secara khusus.

"Saya pergi agar saya bisa berbicara tentang bahaya AI tanpa mempertimbangkan bagaimana ini berdampak pada Google. Google telah bertindak dengan sangat bertanggung jawab," kata Hinton dalam tweet.

Berdasarkan laporan CNN, Jeff Dean, Kepala ilmuwan Google, mengatakan Hinton telah membuat terobosan mendasar dalam AI dan menyatakan penghargaan atas kontribusi Hinton di Google selama lebih dari satu dekade.

"Kami tetap berkomitmen pada pendekatan AI yang bertanggung jawab. Kami terus belajar memahami risiko yang muncul sambil berinovasi dengan berani," kata Dean dalam pernyataan yang diberikan kepada CNN, Rabu (3/5).

Keputusan Hinton untuk mundur dari perusahaan dan berbicara tentang teknologi datang ketika semakin banyak anggota parlemen, kelompok advokasi, dan orang dalam teknologi telah meningkatkan kewaspadaan tentang potensi baru chatbot bertenaga AI untuk menyebarkan informasi yang salah dan mengganti pekerjaan manusia.

Gelombang perhatian seputar ChatGPT akhir tahun lalu membantu memperbarui 'gencatan senjata' di antara perusahaan teknologi untuk mengembangkan dan menerapkan alat AI serupa dalam produk mereka. OpenAI, Microsoft, dan Google berada di garis depan tren ini. Di sisi lain, IBM, Amazon, Baidu, dan Tencent sedang mengerjakan teknologi serupa.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...