Memacu Migrasi UMKM ke Ruang Digital

Image title
Oleh Shabrina Paramacitra - Tim Riset dan Publikasi
27 April 2022, 13:52
Akses dan literasi terhadap teknologi digital diharapkan dapat membantu UMKM memperbaiki kinerja bisnis.
ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/foc.

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu penyumbang ekonomi terbesar di Indonesia. Dorongan terhadap kemajuan UMKM sangat dibutuhkan. Pasalnya, pelaku UMKM menghadapi kesulitan selama pandemi Covid-19.

Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) pada 2021 menyebutkan, partisipasi sektor UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,97 persen, dengan serapan tenaga kerja mencapai 97 persen. 

Namun, saat pandemi melanda, UMKM termasuk pihak yang terdampak. Survei Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2021 menunjukkan, 94,69 persen UMKM mengalami penurunan penjualan. 

Kontraksi penjualan lebih dari 75 persen dialami oleh 49,01 persen pelaku usaha ultra mikro. Penurunan ini juga dialami oleh 43,3 persen pelaku usaha mikro, 40 persen pelaku usaha kecil, dan 45,83 persen pelaku usaha menengah. 

Penurunan penjualan lebih dari 75 persen tersebut dialami 47,44 persen UMKM yang melakukan pemasaran produk secara luring. Hal serupa dialami oleh 40,17 persen UMKM yang memasarkan produknya secara daring, dan 39,41 persen pelaku usaha yang berbisnis secara hibrida alias perpaduan online dan offline.

Gambaran lain terkait kondisi UMKM saat pandemi tahun lalu dapat pula disimak melalui grafik di bawah ini. 

Migrasi UMKM ke ranah digital lantas meningkat selama pandemi. Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Bima Laga mengungkapkan, sebanyak 9,9 juta pelaku UMKM bergabung ke platform penjualan daring sejak Mei 2020 - Februari 2022. Kini, sekitar 19 juta UMKM yang tercatat berjualan di lokapasar di bawah naungan idEA.

Guna mencapai target yang dibidik Presiden Joko Widodo yakni 30 juta UMKM go digital pada 2024, berbagai upaya terus dilakukan. Mulai peningkatan kualitas produk, pemanfaatan aplikasi digital, hingga perluasan akses terhadap layanan keuangan. 

“Kami optimistis, dengan peningkatan, penguatan produk dalam negeri, target itu bisa dicapai,” ucap Bima dikutip dari Antara, Senin (4/4/2022). 

Adapun, berbagai aplikasi turut dikembangkan untuk membantu para pelaku UMKM. Aplikasi-aplikasi ini membantu pelaku usaha dalam mengakses layanan keuangan, menghitung laba dan rugi, melakukan pendataan stok barang, memperluas akses pasar, dan lain-lain. Sebagian aplikasi yang bisa diakses secara gratis tetapi ada pula yang berbayar. 

Untuk dapat benar-benar memanfaatkan aplikasi-aplikasi tersebut, pelaku UMKM harus terlebih dahulu memahami dunia digital. Tak hanya akses internet dan infrastruktur digital saja, literasi digital pun tak kalah penting bagi pelaku UMKM, karena literasi mengenai teknologi dan platform digital dapat membantu pelaku UMKM meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya dalam berbisnis. Pada 2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan 30 ribu UMKM mendapatkan fasilitas dan pendampingan teknologi 4.0, mulai pemanfaatan quick response (QR) code hingga aplikasi agregator penjualan digital. 

Sebelumnya, tahun lalu, Kominfo telah memfasilitasi dan mendampingi 26 ribu pelaku UMKM terkait penjualan digital di daerah destinasi wisata prioritas. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menuturkan, pihaknya juga melatih para pelaku usaha agar menggunakan aplikasi lokapasar dan perencanaan. 

Selain itu, UMKM turut diajarkan cara memantau aktivitas bisnis dengan menggunakan aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP). “Aplikasi ERP ini memungkinkan UMKM memantau jumlah persediaan bahan baku dan barang jadi, serta menyusun laporan keuangan,” ujar Johnny. 

Staf Khusus Menteri Kominfo, Dedy Permadi mengimbuhkan, sudah menjadi tugas pemerintah untuk mendorong UMKM agar lebih familiar dengan teknologi dalam menjalankan bisnis sehari-hari. 

Pelatihan mengenai penggunaan platform digital menjadi salah satu jalan agar UMKM dapat meningkatkan kualitas produk dan penjualannya di tengah pandemi Covid-19. 

“Yang lebih penting dari itu, mereka bisa bertahan dalam berjualan di dunia digital. Kemudian ‘naik kelas’ lagi, bisa ekspansi, dan bahkan bersaing di skala global,” kata Dedy yang juga menjadi Co-Chair Digital Economy Working Group G20 2022.

Terlebih, pada tahun 2022 ini, Kementerian Kominfo melalui Program Literasi Digital menjadikan UMKM sebagai salah satu segmen sasaran utamanya. Akan diadakan berbagai kelas dan pelatihan yang ditujukan untuk UMKM dalam optimalisasi penggunaan teknologi serta gawai untuk berjualan dan bertransaksi.

Informasi lebih lanjut tentang kegiatan-kegiatan literasi digital tersebut dapat diakses melalui info.literasidigital.id.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...