Petani Sawit Optimistis Target Ekspor Tercapai Lewat Intensifikasi
Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan peningkatan ekspor perkebunan tiga kali lipat pada 2024. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menilai, hal itu dapat dicapai melalui intensifikasiuntuk mendorong produktivitas.
Ketua Umum Apkasindo, Gulat ME Manurung menjelaskan saat ini produksi Tandan Buah Segar (TBS) sawit mencapai 800 kilogram (kg) per hektare (ha) setiap bulannya. Melalui program intensifikasi dengan menggunakan bibit-bibit unggul, produksi TBS sawit diperkirakan meningkat menjadi 3,5 ton per hektare per bulan.
Dia menyatakan, intensifikasi merupakan solusi untuk meningkatkan produksi kelapa sawit, di tengah pembatasan lahan pengusaha sawit. Inpres moratorium sawit yang diteken pada 19 September 2018 lalu, hanya berfokus pada mengoptimalkan produksi sawit melalui peningkatan produktivitas dan bukan pada penambahan luas lahan kebun sawit.
(Baca: Gapki Sebut Pemenuhan Target Ekspor Perkebunan Terhambat Pasokan)
Oleh sebab itu, intensifikasi merupakan cara untuk meningkatkan produksi dengan pemanfaatan lahan yang sudah ada, namun mengganti tanaman dengan bibit berproduktivitas tinggi.
"Program instensifikasi bibit menjawab cara meningkatkan produksi dengan meminimalisir penggunaan lahan-lahan baru," kata dia saat dihubungi katadata.co.id, Jumat (10/1).
Gulat menyatakan, saat ini program tersebut telah diimplementasikan di sekitar 42% lahan sawit milik petani dengan luas lahan setara 200 ribu hektar. Hasil panen sawit diperkirakan juga tidak membutuhkan waktu lama.
"Bibit yang ditanam pada tahun tanam 2018 itu tahun depan sudah bisa panen," kata dia.