Strategi Perusahaan Bertahan saat Pandemi: Rem Ekspansi dan Promosi

Image title
Oleh Ekarina
9 Oktober 2020, 09:00
Perusahaan, pandemi corona, Covid-19, Promosi, Cape, Belanja Modal, Indofood, Grup Salim.
ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Pekerja mengemas popok di Pabrik Softex Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (23/1/202020). Pandemi corona menyebabkan perusahaan mengubah strategi bisnis.

Pandemi corona berdampak beragam terhadap perusahaan dalam negeri. Berbagai strategi dilakukan, mulai dari efisiensi, menunda ekspansi hingga menekan biaya iklan dan promosi. 

Bank DBS mewawancarai 10 perusahaan di bidang bahan pokok konsumsi, peternakan, makanan minuman, retail, grosir guna mengetahui dampak Covid-19 terhadap bisnis dan operasional. Wawancara juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah pandemi turut mengubah strategi bisnis perseroan.

Hasilnya, hampir semua perusahaan menyatakan penjualannya terpengaruh pandemi corona dan 20% perusahaan memperkirakan pendapatannya lebih rendah dari target. 

Pandemi corona juga mewajibkan perusahaan mengendalikan biaya operasional. Sekitar 40% perusahaan yang disurvei menyebut tidak mengubah struktur biaya yang sudah dianggarkan tahun ini.

Sedangkan 30% perusahaan memproyeksikan biaya operasionalnya menurun terdorong oleh efisiensi dan produktivitas serta penurunan biaya bahan baku. Efisiensi biaya operasional juga berasal dari pemotongan gaji atau tidak diperpanjangnya kontrak staf. 

Penurunan biaya sewa dari pemilik tempat usaha hingga penurunan biaya dinas luar kota turut memberi andil terhadap menurunnya biaya operasional.

Sementara itu, 30% perusahaan memperkirakan mengalami kenaikan biaya akibat depresiasi rupiah serta beban tambahan selama Covid-19. "Biaya ini antara lain untuk penyediaan sanitasi, desinfeksi, peningkatan pembersihan, dan pengadaan tes untuk staf," tulis survei DBS dikutip Kamis (8/10). 

Berikutnya, kenaikan biaya akibat kekurangan pasokan untuk beberapa bahan dan kenaikan biaya komisi untuk platform online pihak ketiga. 

Untuk biaya iklan dan promosi (advertising & pomotion), 70% perusahaan menyatakan menghabiskan bujet lebih sedikit dari yang dana dianggarkan. Alasannya, karena penurunan daya beli konsumen dan tarif iklan televisi. 

Lalu berkurangnya aktivitas promosi dan pemangkasan biaya yang tidak perlu untuk mempertahankan bisnis,  "Sebagian besar perusahaan saat ini beralih ke pemasaran online atau digital seperti media sosial," tulis DBS. 

Beberapa perusahaan bahkan agresif memberikan diskon sebagai strategi pemasaran untuk mendorong penjualan selama periode pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Tunda Ekspansi

Perubahan lain yang dilakukan perusahaan selama pandemi ialah menjadi lebih berhati-hati dalam menyerap anggaran belanja modal (capex) untuk kegiatan ekspansi. 

Pada awal tahun, 70% perusahaan yang diwawancarai menyatakan rencananya menghabiskan capex tahun ini seperti tahun sebelumnya, untuk perluasan gerai, menambah kapasitas, membeli aset tetap dan membangun pabrik. Di masa pandemi, hanya 20% responden yang menjawab tetap pada rencana semula. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...